Heboh Trending Istilah 'Beauty Privilege' Ternyata Bisa Berdampak Buruk, Ini Faktanya
beauty
Ilustrasi beauty privilege, ternyata punya dampak buruk (Sumber : Dokumentasi freepik)

JOGJA-Beauty privilege (keistimewaan kecantikan) mengacu pada keuntungan sosial, perlakuan khusus, atau hak istimewa yang diberikan kepada individu yang dianggap memiliki penampilan fisik yang dianggap menarik atau sesuai dengan standar kecantikan yang dominan dalam masyarakat.

Beauty privilege dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk hubungan interpersonal, kesempatan pekerjaan, promosi, kesehatan mental, dan penilaian sosial. Orang yang dianggap "cantik" sering kali mendapatkan perhatian lebih, dianggap lebih menarik, diuntungkan dalam interaksi sosial, dan mungkin memiliki peluang lebih besar dalam beberapa konteks kehidupan.

Penting untuk diingat bahwa beauty privilege tidak merata dan dapat sangat bergantung pada persepsi kecantikan yang berbeda dalam budaya dan konteks sosial tertentu. Standar kecantikan berbeda di setiap budaya, dan penilaian subjektif kecantikan dapat bervariasi dari individu ke individu. Kesadaran akan beauty privilege dapat membantu masyarakat lebih kritis terhadap pandangan kecantikan yang sempit dan mendorong penghargaan terhadap keragaman penampilan fisik.

Meskipun beauty privilege dapat memberikan keuntungan sosial kepada individu yang dianggap menarik secara fisik, dampaknya juga bisa memiliki sisi negatif. Melansir dari berbagai sumber, berikut beberapa dampak buruk beauty privilege antara lain.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Tanggapi Pertemuan Gibran dengan Puan Maharani, Singgung Komitmen Bantu Kampanye

1. Body Image Issues
Beauty privilege sering kali menempatkan tekanan besar pada individu untuk memenuhi standar kecantikan yang tidak realistis. Hal ini dapat menyebabkan masalah citra tubuh negatif dan rendah diri pada mereka yang tidak merasa memenuhi standar tersebut.

2. Diskriminasi dan Bias
Beauty privilege dapat memicu diskriminasi dan bias berdasarkan penampilan fisik. Orang yang dianggap kurang menarik atau tidak sesuai dengan standar kecantikan yang dominan dapat mengalami perlakuan yang tidak adil dalam berbagai aspek kehidupan, seperti di tempat kerja atau dalam hubungan sosial.

3. Pengukuran Nilai yang Difokuskan pada Penampilan Fisik
Beauty privilege dapat menyebabkan fokus yang berlebihan pada penampilan fisik sebagai penilaian nilai seseorang. Ini dapat mengaburkan kualitas dan potensi lain yang dimiliki oleh individu, seperti bakat, kecerdasan, atau keterampilan.

4. Gangguan Makan dan Gangguan Citra Tubuh
Tekanan untuk memenuhi standar kecantikan yang tinggi dapat menyebabkan gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia. Individu yang mengalami body dysmorphia (gangguan citra tubuh) mungkin mengalami kecemasan dan kekecewaan yang berlebihan terhadap penampilan fisik mereka.

5. Ketidakadilan dan Ketimpangan Sosial
Beauty privilege berkontribusi pada ketimpangan sosial yang tidak adil. Ini berarti individu yang tidak memenuhi standar kecantikan yang dominan dapat menghadapi hambatan sosial dan ekonomi dalam mencapai kesempatan yang sama dengan mereka yang dianggap "cantik".

Penting untuk menyadari dan mengakui bahwa kecantikan bukanlah satu-satunya penilaian nilai seseorang, dan menghargai keragaman penampilan fisik serta kualitas lain yang membuat setiap individu unik dan berharga.*


Penulis : Faisal Hendrawan