Kue Keranjang Khas Imlek, Kuliner Tionghoa yang Sarat Filosofi Kehidupan
Kue
Foto Kue Keranjang, Salah Satu Kuliner Khas Imlek (Sumber : Instagram @kulinerlimitededition)

JOGJACORNER.ID - Kue Keranjang merupakan salah satu hidangan Khas Perayaan Imlek yang kini mulai diburu pembeli. Kue ini merupakan hidangan yang terbuat dari campuran tepung ketan dan gula, sehingga menghasilkan tekstur yang kenyal dan manis.

Kue Keranjang ini sangat umum dijumpai ketika perayaan Imlek tiba. Melansir dari akun instagram @ydsp.bandung, (17/1), bentuk bulat kue tersebut menyimbolkan keluarga yang erat dan tidak mudah dipisahkan. Orang Tionghoa yang menyantap kue ini, punya harapan selalu mendapatkan keberuntungan.

Tidak hanya itu, melansir dari akun instagram @ny.jong, makna Kue Keranjang ini juga dapat dilihat dari teksturnya. Di mana, teksturnya yang lengket itu memiliki arti persaudaraan. Kemudian cita rasa yang manis, juga memiliki arti suka cita. Umumnya, makanan yang satu ini dijadikan sesaji saat upacara sembahyang di Tahun Baru Imlek, dan baru boleh dimakan sampai perayaan Cap Go Meh.  

Kue Keranjang ini ternyata memiliki 5 filosofi, yang didalamnya juga terdapat keunikan, yang membedakan kue ini berbeda dengan kue-ke lain. 5 filosofi tersebut diantaranya adalah:

1. Kue Pembawa Kesejahteraan

Kue Keranjang di percaya dapat membawa kesejahteraaan. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab asal usul nama kuliner khas tersebut, yang diharapkan dapat membawa kesejahteraan sepanjang tahun dan meningkat dari hari-ke hari. Cita rasa kue yang manis juga dimaksudkan agar berperilaku dan berkata baik. 

2. Dibuat Selama 12 Jam

Kue keranjang ini dibuat dengan cara dikukus selama 12 jam. Melalui proses pembuatannya ini menjadikan tekstut kue tersebut kenyal dengan rasa manis dan menyatu dengan racikan bumbunya. Proses pemasakan yang lama ini sebanding dengan kadaluawarsanya yang bisa mencapai berbulan-bulan. 

3. Lambang Persaudaraan Tanpa Batas

Membagikan Kue Keranjag kepada kerabat merupakan sesuatu yang sudah menjadi tradisi bagi warga Tionghoa, karena biasa dimakan saat jamuan imlek bersama dengan keluarga besar. Dengan bentuk yang bulat ini melambangkan bentuk persaudaraan tanpa batas, teksturnya yang lengket juga melambangkan hubungan persaudaraan yang tinggi. 

4. Akulturasi Budaya

Meski berasal dari Tiongkok, Kue Keranjang sudah menajdi akulturasi budaya Indonesia. Kue ini juga dapat diolah kembali, seperti dengan mencampurkan adonan tepung dan telur kemudian digoreng. 

5. Rezeki yang Melimpah

Kue Keranjang ini biasanya disusun tinggi beringkat seperti menara. Pada bagian bawah, kue bisanya memiliki ukuran yang lebih lebar dari bagian atasnya. Penyusunan ini melambangkan cara manusia mencapai puncak rezeki dengan landasan yang kokoh dan semakin tinggi.