Mengenal Sejarah Irigasi di Kota Sejuta Bunga Magelang
magelang
Potret alun-alun kota Magelang hasil dari lancarnya irigasi sehingga membuat wilayah subur. (Sumber : Akun Instagram @wisatasemarang)

JOGJA- Jika berbicara tentang kota Magelang, biasanya Anda akan mengingat julukannya berupa kota sejuta bunga. Memang, kota ini memiliki banyak taman indah yang penuh dengan bunga-bunga indah. Namun tahukah Anda bahwa Saluran Irigasi Kota Magelang sangat unik karena merupakan peninggalan Belanda yang ada sampai sekarang. 


Ketika Anda datang ke alun-alun kota Magelang, Anda sudah bisa melihat menara air, yaitu menara air berdiri di sana dengan bangga. Ukurannya yang cukup besar menjadi ikon kota ini, yang letaknya tidak jauh dari candi Borobudur dan Yogyakarta.


Mari kita lihat sejarah kota Magelang. Dulunya, kota ini merupakan kota militer Belanda. Alasan Belanda menjadikannya kota militer adalah karena letaknya yang strategis karena terletak di tengah kota Semarang yang merupakan salah satu pusat pelabuhan Hindia Timur Belanda dan Kerajaan Mataram di Yogyakarta.


Kota ini memiliki iklim yang sejuk dan sistem irigasi yang menarik. Nah, berbicara tentang menara air besar di alun-alun, masih digunakan oleh perusahaan air minum Kota Magelang. Air ini ditampung kemudian didistribusikan ke rumah-rumah warga. 


Karena ukuran dan ketinggiannya yang besar, maka daya air yang masuk ke dalam bangunan tempat tinggal otomatis cukup besar. Penghuni juga tidak membutuhkan pompa air untuk menyimpan air di waduk atau kolam di atap rumah.


Menarik adalah saluran irigasi Kota Magelang, yang sangat luar biasa. Terkadang saluran irigasi berupa sungai kecil melintasi jalan. Jadi ketika Anda berjalan di bawahnya, itu seperti berjalan melalui terowongan pendek dengan sungai di atasnya. Unik, ya? 


Saluran irigasi ini dikenal sebagai Plengkung. Dulu, para ahli Belanda sengaja membuat saluran ini, mengingat kontur Magelang yang memang naik turun. Tujuannya tentu saja agar air mengalir lancar dan warga bisa merasakan manfaatnya.


Ada dua plengkung atau terowongan saluran air di Magelang yang cukup terkenal. Yang pertama adalah Plengkoeng Lama yang terletak di Jalan Pierre Tendean. Plengkung itu dibangun pada tahun 1883. Juga terletak di Jalan Ade Irma Suryan, yakni. dekat Taman Badaan, ada Plengkung Baru, yang dibangun pada tahun 1920.


Ada juga sistem irigasi lain di jalan, mirip dengan yang di atas. kolam panjang dengan dinding vertikal di kedua sisinya. Sistem ini memiliki sistem kuat tarik berupa belasan batang beton yang menghubungkan sisi-sisinya satu sama lain. Tujuannya, tentu saja, untuk mencegah sistem irigasi runtuh.


Nama saluran air di kota ini adalah Boog Kotta-Leidig, yang mengalir 5 km dari Kedungsar ke Jagoan, lebih tepatnya. 

Ada juga sistem irigasi Kali Manggis yang konon dibangun pada tahun 1857. Saat itu diklaim bahwa sistem irigasi ini dapat mengalirkan sedikitnya 625 sawah!