Nasihat Ustadz Adi Hidayat, Masyarakat Harus Bijak Sikapi Perbedaan Mazhab
Ustadz
Ustadz Adi Hidayat (tengah) saat memberikan pemaparannya tentang Manhaj dan Mazhab dalam Pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah (Sumber : Humas UMY)

JOGJACORNER.ID - Ustadz Adi Hidayat, salah satu ulama terkemuka menyatakan, di Indonesia memiliki beberapa pilihan dalam mempraktekkan ajaran-ajaran Islam, yang dikenal dengan istilah manhaj. Namun, ketika seorang muslim sudah memilih salah satu dari pilihan tersebut, menjadi lebih dikenal dengan istilah mazhab.

"Mazhab bukanlah sebuah kelompok. Jika didefiniskan, mazhab merupakan apa yang dicenderungi untuk diambil. Karena jika kita lihat sejarahnya, Rasulullah di semasa hidupnya telah mengajarkan semua hal terkait Islam. Setelah beliau wafat, baru kemudian umat Islam berpencar ke empat wilayah besar dan ada 130 sahabat nabi yang berfatwa di berbagai wilayah ini," kata Ustadz Adi Hidayat dalam pengajian Ramadhan, yang diselenggarakan PP Muhammadiyah di Yogyakarta.

Sehingga menurut Ustadz Adi Hidayat, menjadi hal yang wajar jika umat Islam hanya mengambil salah satu dari empat mazhab yang diajarkan di empat wilayah ini.

"Karena tidak mungkin untuk mengajarkan sekaligus mempraktekkan keempat mazhab sekaligus. Kita harus memilih salah satu, dan ketika kita sudah memilih, itulah yang disebut dengan mazhab," jelasnya.

Selain itu, antara manhaj dan mazhab merupakan dua konsep yang berbeda. Dimana menurut Adi, manhaj merupakan pedoman berkehidupan yang menata umat Islam untuk menerapkan nilai-nilai ketaqwaan dalam bentuk ritual pada nilai-nilai sosial bermasyarakat.

"Turunan dari manhaj ada dua, dimana salah satunya melahirkan mazhab di kemudian hari. Seluruh syariat dan pedoman berupa manhaj ini terkandung dalam Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah,"ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa Al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab dalam Islam yang dijaga manhaj-nya hingga kehidupan berakhir, sebagai petunjuk bagi umat manusia.

Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini juga menegaskan setiap manusia yang berkehidupan tidak akan lepas dari petunjuk Allah berupa manhaj dan syariat melalui para rasul.

Dan jika diurutkan secara genealogi dari Nabi Muhammad hingga Nabi Adam, semuanya tersambung sekaligus dengan manhaj dan syariatnya.

Bahkan garis keturunan dari pendiri Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan tersambung langsung kepada Rasulullah. “Maka, kita patut berbahagia karena Muhammadiyah bukan hanya sekadar persyarikatan. Namun, manhaj dan syariat bahkan genealogi pendirinya tersambung kepada Rasulullah,” pungkasnya.