Optimalkan Produksi Tanaman Pangan, Pemkab Sleman Lakukan Percepatan Tanam Padi
Tanam
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman Suparmono, Melakukan Gerakan Tanam Padi (Sumber : Humas Sleman)

JOGJACORNER.ID - Gerakan Percepatan Tanam Padi dengan Varietas Inpari 32 pada program Budidaya Tanaman Sehat telah dilaksanakan di bulak sawah Serangan, Sidoluhur, Godean. Tanam padi yang dilakukan oleh kelompok tani Ngudi Makmur.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman Suparmono ikut dalam Gerakan Percepatan Tanam Padi itu, bersama Kepala Bidang Tanaman Pangan, perwakilan Kapanewon Godean, ulu-ulu Kalurahan Sidoluhur beserta Kepala UPTD BP4 Wilayah II dan PPL POPT.

Di sela-sela menanam padi, Suparmono menghimbau petani untuk melakukan percepatan tanam padi "Yuk teman- teman petani, para pejuang pangan, mohon lakukan percepatan masa tanam mumpung masih melimpah air, mumpung masih musim hujan, ini membuat ketersediaan air cukup tinggi sehingga menjadi waktu yang tepat untuk proses penanaman tanaman padi. Semoga produksi padi kita ke depan bisa optimal," katanya.

Percepatan tanam penting dilakukan terutama setelah masa panen dan mengingat mumpung masih ada ketersediaan air hujan. Informasi iklim menurut laporan BMKG, Kabupaten Sleman akan memasuki Musim Kemarau pada dasarian pertama bulan Mei bahkan diperkirakan terjadi El Nino meski 40%. Padahal selama 3 tahun terakhir ini hujan masih turun di musim kemarau atau kemarau basah atau terjadi La Nina.

Di Kabupaten Sleman estimasi panen padi bulan Januari hingga Maret 2023 sekitar 15.844 ha dan perlu percepatan tanam hingga bulan April seluas sekitar 12 ribuan hektar. 

Percepatan tanam bisa dioptimalkan dengan penggunaan mesin olah tanah dan mesin tanam seperti transplanter. Namun, Kepala UPTD BP4 Wilayaj II Nurhayati mengakui, mesin tanam ini belum tentu cocok untuk semua lahan sawah, seperti halnya di Sidoluhur Godean, atau bahkan sebagian besar wilayah Sleman barat.

"Percepatan tanam belum bisa dilakukan serentak karena tipe tanah disini tanah lumpur yang dalam dimana mesin tranplanter tidak bisa digunakan dan hanya mengandalkan tenaga tanam manual, tetapi kelompok tani akan berupaya maksimal untuk segera menanam semua hamparan sawah yang ada di sini," ungkapnya.