Sistem Cloud, Jadi Trend Baru Perguruan Tinggi di Era Digital, Ini Alasannya
CEO SEVIMA Sugianto Halim (mengenakan jas hitam) (Sumber : SEVIMA)

JOGJACORNER.ID - Perguruan Tinggi di Indonesia, masih terkendala membangun transformasi digital, terlebih bagi yang berlokasi di luar Pulau Jawa.


CEO SEVIMA Sugianto Halim mengungkapkan, bahwa rencana digitalisasi tak jarang berhenti menjadi wacana. Hal itu disebabkan satu hal, yaitu masalah kesiapan infrastuktur pendukung.


"Di Pulau Jawa mungkin sudah oke, kalau di luar jawa beda cerita, jangankan internet, listrik saja ada yang tidak sampai 24 jam," kata Halim dalam sebuah seminar di Bulan Oktober ini.


Tentu saja, persoalan ini menghambat perguruan tinggi, untuk melakukan digitalisasi dan mengembangkan sistem akademik yang terintegrasi.


Padahal, mencetak generasi bangsa yang mampu bersaing di era digital saat ini, butuh dukungan fasilitas teknologi dan jaringan internet yang mumpuni. Ada berbagai manfaat yang menanti para pengguna teknologi.


"Mulai dari kemampuan untuk mengakses berbagai macam pengetahuan, buku, hingga membantu pengelolaan kampus," katanya.


Maka, solusi terbaik ucap Halim, dengan menerapkan sistem akademik berbasis cloud atau komputasi awan. Dengan cara ini, data dan aplikasi perguruan tinggi seolah-olah akan disimpan di awan.


"Awan tersebut berupa kumpulan server dari penyedia layanan Cloud, yang telah terjamin jaringan infrastuktur, listrik, serta keamanan datanya," terang dia.


Sehingga perguruan tinggi bisa memiliki sistem akademik tanpa harus mengembangkan server dan infrastuktur jaringannya sendiri. Sistem Cloud, juga telah menjadi tren baru.


Sistem akademik berbasis cloud yang dikembangkan Sevima bersama Amazon Web Service (Sevima Platform) misalnya, telah digunakan oleh ratusan perguruan tinggi di Indonesia.


Ribuan kampus yang tergabung dalam Komunitas SEVIMA juga bisa mengakses sistem akademik secara gratis (Gofeeder Community), mengakses kelas-kelas digital gratis di Aplikasi Sevima Edlink.


"Hingga berjejaring secara online dan mengikuti pelatihan dalam bentuk Webinar yang servernya juga berbasis cloud," ucapnya.