5 Kasus Peretasan Paling Menghebohkan di Indonesia, dari Pencurian Data Peserta BPJS Hingga Pembobol
Data Peretasan
5 kasus peretasan paling menghebihkan di Indonesia (Sumber : Ilustrasi Pixbay)

JOGJACORNER.ID-Belakangan ini marak terjadi peretasan pada situs resmi baik milik pemerintah maupun swasta. Pelaku kejahatan yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab tersebut sangat merugikan berbagai pihak.


Berbicara mengenai peretasan, situs pemerintah pun tak luput dari perhatian. Situs pemerintahan sudah berkali-kali dibobol oleh hacker. Lantas, apa saja kasus serangan hacker yang pernah terjadi di Indonesia?


Dikutip dari akun Instagram @kalesangofficial, berikut adalah kasus serangan hacker yang pernah terjadi di Indonesia.

1. Peretasan situs BPJS Kesehatan
Pada bulan Mei 2021, website Badan Situs BPJS Kesehatan, yakni bpjs-kesehatan.go.id diduga telah diretas. Hal ini menyebabkan data 279 juta penduduk Indonesia bocor dan dijual di forum online Raid Forums oleh akun bernama "Kotz". Dataset berisi NIK, nomor ponsel, e-mail, alamat, hingga gall tersebut dijual seharga 0,15 bitcoin, atau setara Rp84,4 juta.


2. Serangan deface website Sekretariat
website milik Sekretariat Kabinet RI yakni setkab.go.id terkena serangan deface. Deface website ini memungkinkan hacker mengubah tampilan situs target sasarannya. Diduga, peretasan ini dilakukan untuk keuntungan ekonomi yakni menjual script backdoor dari website korbannya kepada pihak yang menginginkannya.


3. Serangan DDOS terhadap situs DPR RI
Website resmi DPR RI, dpr.go.id pada 8 Oktober 2020 lalu sempat error dan tidak bisa diakses. Situs menampilkan halaman putih dengan pesan "An error occurred while processing your request".


Setelah ditelusuri, serangan tersebut dikategorikan sebagai DDoS, yaitu tindakan membanjiri lalu lintas pada suatu server atau sistem secara terus menerus, sehingga server tidak mampu mengatur traffic dan down. Ternyata, metode ini dimanfaatkan hacker untuk memasuki website dan melangsungkan deface.


4. Pembobolan database Polri
Polri juga pernah ikut menjadi korban serangan hacker. Di November 2021, hacker dengan nama akun @sonlx666 mengklaim telah meretas database milik Polri melalui akun Twitternya.
Dalam cuitannya tersebut, ada 28.000 informasi log in dan data pribadi yang dicuri. Selain itu ada tiga link berisi sampel data yang diduga berasal dari database Polri berisi informasi nama, tempat tanggal lahir, nomor registrasi pokok, alamat, golongan darah, satuan kerja, suku, alamat email, pangkat, hingga pelanggaran anggota.

5. Kebocoran data e-HAC Kemenkes
Pada Juli 2021, aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC) buatan Kemenkes RI juga ikut menjadi korban kasus serangan siber akibat ulah para hacker. Aplikasi kartu kewaspadaan masyarakat Indonesia bocor.