Deretan Kontroversi Menjelang Piala Dunia 2022, Nomor 3 Sangat Mencengangkan
Piala Dunia
Thropy Piala Dunia yang dimiliki oleh 8 negara (Sumber : Instagram @imajin.id)

JOGJA-Kompetisi Piala Dunia 2022 di Qatar akan segera bergulir. Sebanyak 32 negara akan bertarung untuk menjadi yang terbaik di dunia. Ajang bergengsi tersebut tentunya sangat dinantikan oleh berbagai kalangan.
Namun sebelum terselenggaranya ajang tersebut, ada beberapa kontroversi yang masih ramai diperbincangkan hingga saat ini. Hal tersebut membuat kompetisi Piala Dunia 2022 dinilai menjadi kompetisi yang paling sepi.
Lalu apa sajakah kontroversi yang terjadi hingga saat ini? Dilansir dari akun YouTube @GL SPORT - EXTRA AND NEWS pada Sabtu (19/11/2022), berikut kontroversi yang terjadi sebelum pertandingan Piala Dunia.

1. Mengaku Salah Memilih Qatar
Mantan Presiden FIFA, Sepp Blater, secara mengejutkan memberikan pengakuan jika dirinya menyesal memilih Qatar sebagai tuan rumah. Menurutnya, negara di timur tengah itu terlalu kecil untuk menyelenggarakannya. Piala Dunia Qatar adalah sebuah kesalahan. Pilihan tersebut terburuk karena terlalu kecil sebagai negara penyelenggara piala dunia sepak bola dan Piala Dunia terlalu besar untuk itu.

2. Banyak Pemain Cedera
Berbeda dengan Piala Dunia yang telah lalu, Piala Dunia Qatar kali ini diselenggarakan saat musim kompetisi tengah berjalan sehingga berisiko beberapa pemain yang bakal tampil mengalami cedera. Sampai saat ini, sudah ada beberapa pemain bintang yang akan absen.

3. 6500 Pekerja Imigran Meninggal di Qatar
Usai ditunjuk sebagai tuan rumah, Qatar tentunya langsung bergerak cepat untuk mempersiapkan segalanya termasuk infrastruktur seperti Stadion hingga beberapa aspek pendukung lainnya. Wajar saja jika Qatar langsung mempekerjakan banyak orang untuk mengurusi semua itu. Namun sayang, selama mempersiapkan Piala Dunia sudah lebih dari 6500 pekerja dilaporkan meninggal dunia. Hal ini semakin mencoreng Qatar dalam posisinya sebagai tuan rumah.

4. Korupsi yang Merajalela
Pada tahun 2010 lalu, Qatar resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia. Negara teluk tersebut berhasil mengalahkan Amerika Serikat dan negara asal Afrika, Maroko. Namun terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah ternyata diselimuti dengan kasus korupsi hingga melibatkan mantan presiden FIFA, Sepp Blater. Pria asal Swiss tersebut dituduh menerima dana suap dari pihak Qatar agar mau memilihnya sebagai tuan rumah.

5. Adanya Penonton Bayaran di Piala Dunia
Melihat beberapa kontroversi yang sudah ada, Qatar saat ini mulai berancang-ancang untuk mengantisipasi jika Piala Dunia nanti bakalan sepi. Maka mereka membuat keputusan untuk mengadakan penonton bayaran sebagai bentuk antisipasi. Penonton bayaran tersebut selain hadir di stadion juga diwajibkan untuk selalu mengunggah momen piala dunia dan harus memberikan caption positif dalam setiap unggahannya.

6. Larangan Kampanye LGBT
Sebagai negara di kawasan Teluk, pastinya Qatar menerapkan asas ketimuran yang berbenturan dengan asas keberatan. Sehingga segala peraturan harus patuh dengan peraturan yang ada di timur, termasuk dalam hal ini. Selama Piala Dunia berlangsung setiap orang bakalan ditindak tegas jika kedapatan melakukan kampanye LGBT. Hal tersebut diutarakan sendiri oleh kepala keamanan Piala Dunia, Major Abdullah Al Anshari.

7. Larangan Minuman Keras
Qatar memiliki penduduk yang mayoritas adalah muslim. Pemerintah Qatar serta panitia dengan tegas melarang untuk meminum minuman keras di dalam stadion.

8. Aksi Boikot dari Timnas Denmark
Pada Piala Dunia nanti Timnas Denmark berencana untuk memakai jersey polos keluaran Apparel. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas Denmark atas seribuan nyawa yang meninggal selama persiapan Qatar menjadi tuan rumah. Namun sayang, aksi itu langsung ditolak oleh FIFA dan menyarankan kepada Denmark untuk memakai jersey normal seperti negara-negara lainnya.

9. Piala Dunia Termahal Sepanjang Sejarah
Dalam mempersiapkan Piala Dunia, Qatar memang jor-joran dibandingkan dengan tuan rumah sebelumnya. Menurut berbagai sumber, mereka sampai menggelontorkan dana sebesar 220 Milyar Dollar untuk membangun stadion dan segala infrastrukturnya. Bahkan dana itu sangat jomplang dengan apa yang dikeluarkan Rusia pada tahun 2018 lalu yang hanya mengeluarkan dana sebesar 11,5 miliar. Sementara Brazil sedikit lebih besar yakni 15 miliar.