JOGJA, Jogjacorner.id- Kejutan demi kejutan terus berdatangan di Piala Dunia 2022. Salah satu kejutan yang disuguhkan di Piala Dunia 2022 adalah tim Asia yang berhasil lolos ke babak 16 besar. Padahal, tim Asia selalu dianggap remeh oleh lawan tim besar lainnya.

Tak hanya itu, tentunya di piala dunia sebelumnya juga terdapat berbagai kejutan. Kejutan yang paling mengagetkan seperti dilansir dari akun garistengah_id pada Minggu (4/12/2022) adalah Timnas Kosta Rika pada Piala Dunia 2014.

Pada tahun tersebut, Kosta Rika berhasil menjadi juara grup. Padahal, grup tersebut berisi tim-tim yang diunggulkan, yaitu Inggris, Italia, dan Uruguay.

Drawing Piala Dunia 2014 menunjukkan hal menarik berbentuk grup neraka: Grup D. Grup yang dihuni oleh anggota yang diunggulkan pasti menjadikan Kosta Rika favorit untuk jadi juru kunci.

Dari kondisi pemain yang dipanggil pun, jelas Kosta Rika meragukan. Hanya ada tiga pemain mereka yang bermain untuk klub di lima liga top Eropa. Mereka adalah Keylor Navas yang saat itu masih bermain untuk Levante, sang kapten Bryan Ruiz yang mengabdi untuk PSV, dan Júnior Díaz yang merupakan bek dari Mainz.

Menuju Piala Dunia 2014, Kosta Rika hanya menggelar dua kali pertandingan persahabatan. Setelah takluk dari Jepang, mereka ditahan imbang Irlandia 1-1 delapan hari sebelum laga pertama bergulir. Tanpa kemenangan di pertandingan uji coba, publik tambah meragukan kemampuan survive dari para raksasa sepak bola dunia.

Namun, yang terjadi justru kebalikannya. Menghadapi Uruguay di partai pembuka, mereka sempat tertinggal melalui gol penalti Edinson Cavani pada menit ke-24. Lantas mereka bangkit di babak kedua dengan mencetak tiga gol. Masing2 dari Joel Campbell pada menit ke-54, Duarte tiga menit setelahnya, dan Urena pada menit ke-84.

Belum hilang keterkejutan dunia atas kemenangan perdana lawan Uruguay, Kosta Rika memberikan kejutan berikutnya. Gol tunggal Bryan Ruiz satu menit sebelum turun minum membenamkan Italia dan memastikan mereka lolos ke babak 16 besar Piala Dunia untuk kali kedua sepanjang sejarah negara tersebut.

Menuju Piala Dunia 2014, Kosta Rika cuma menggelar dua kali pertandingan persahabatan. Setelah takluk dari Jepang, mereka ditahan imbang Irlandia 1-1 delapan hari sebelum laga pertama mereka. Tanpa kemenangan di pertandingan uji coba, publik tambah meragukan kemampuan survive dari para raksasa sepak bola dunia.

Sempat imbang 1-1 di waktu normal berakhir, Kosta Rika memastikan diri memasuki perempat final pertama di Piala Dunia, setelah menang adu penalti. Sayangnya, babak adu penalti tidak berpihak ke mereka untuk kali ke dua. Dongeng indah harus berakhir ketika Belanda mampu menyingkirkan mereka di perempat final.

Padahal, Kosta Rika sudah sukses menahan imbang Robben dkk dengan skor 0-0. Meski begitu, Keylor Navas dan kolega tetap harus berbangga karena mereka tersingkir dari Piala Dunia tanpa mengalami kekalahan satu kali pun di waktu normal. Sosok kunci di balik keganasan mereka adalah sang pelatih, Jorge Luis Pinto.

Seperti pemain dan pelatih sepak bola lain, Piala Dunia adalah mimpinya. Sehingga, meskipun tergabung di grup neraka, Pinto selalu menanamkan keberanian ke diri setiap pemainnya. Penanaman nilai terus menerus inilah yang akhirnya mampu membuat mindset para pemain Kosta Rika berubah.

Secara taktik di lapangan, Pinto terinspirasi dari Mourinho. la menitik beratkan di pertahanan yang kuat. Kemudian, serangan balik jadi senjata andalannya. Pinto mampu dengan cermat memanfaatkan kekuatan serta kecepatan dari Joel Campbell dan bakat dari Bryan Ruiz.

Kombinasi ketiga hal kunci tadilah yang mampu membuat Kosta Rika melaju cukup jauh di Piala Dunia keempat mereka. Selepas Piala Dunia, Keylor Navas yang gemilang menjalani transfer yang mungkin jadi impian banyak pemain: pindah ke Real Madrid. Dari Levante ke Real Madrid dan 3x juara UCL!

Penulis : Lailatul Maghfiroh

Tag