Gerhana Matahari Hibrida Tengah Berlangsung di Beberapa Daerah, Simak Amalan yang Bisa Dilakukan Ketika Terjadi Gerhana
Gerhana
Ilustrasi gerhana matahari. (Sumber : Ilustrasi Pixbay)



JOGJA-Indonesia pada tahun ini mengalami fenomena Gerhana Matahari Hibrida pada Kamis, 20 April 2023. Gerhana ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, kecuali sebagian wilayah utara Provinsi Aceh. Dilansir dari laman BMKG, Gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan, sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi. Peristiwa ini hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya.

Fenomena langka ini tentunya menarik perhatian masyarakat karena akan terjadi lagi pada tahun 2049 mendatang. Namun, sebagai umat muslim kita dapat mengerjakan salat gerhana atau Kusuf secara berjamaah atau sendiri-sendiri. Selain itu, terdapat amalan-amalan lain yang sebaiknya dilakukan sebagai seorang muslim. Apa saja itu?

Dilansir dari akun Instagram @inisiatifzakat pada Kamis (20/4/2023), berikut amalan-amalan yang bisa dilakukan ketika terjadi gerhana.

1. Perbanyak zikir, istighfar, takbir, sedekah, dan lainnya
Sebagai umat muslim kita dianjurkan untuk perbanyak zikir, istighfar, takbir, sedekah, dan lainnya ketika gerhana sedang terjadi. Hal ini sesuai dengan hadis berikut.

Dari 'Aisyah ra, Nabi saw bersabda, yang artinya "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah salat dan bersedekahlah," (HR. Bukhari no.1044).

2. Mengerjakan salat gerhana berjamaah di masjid
Ketika terjadi gerhana dianjurkan untuk melakukan salat gerhana atau kusuf secara berjamaah di masjid. Namun, jika terdapat suatu halangan, bisa mengerjakannya sendiri-sendiri di rumah.

Dari 'Aisyah ra bahwasannya Nabi saw mengendarai kendaraan di pagi hari lalu terjadilah gerhana. Lalu Nabi saw melewati kamar istrinya (yang dekat dengan masjid), lalu beliau berdiri dan menunaikan salat, (HR. Bukhari no. 1050).

Baca Juga: Kapolri dan Menhub Tinjau Arus Mudik Lebaran di Bandara Juanda Jawa Timur

3. Perempuan diperbolehkan salat gerhana bersama laki-laki
Layaknya salat berjamaah seperti biasanya, perempuan juga diperbolehkan melakukan salat gerhana bersama laki-laki.

Dari Asma' binti Abu Bakr, beliau berkata, "Saya mendatangi Aisyah ra -istri Nabi saw- ketika terjadi gerhana matahari. Saat itu manusia tengah menegakkan salat. Ketika Aisyah turut berdiri untuk melakukan salat, saya bertanya: 'Kenapa orang-orang ini?' Aisyah mengisyaratkan tangannya ke langit seraya berkata, 'Subhanallah (Maha Suci Allah)'. Saya bertanya: 'Tanda (gerhana)?' Aisyah lalu memberikan isyarat untuk mengatakan 'iya', (HR. Bukhari no.1053).

4. Menyeru jamaah dengan 'Ash Sholatu Jaami'ah' dan tidak ada azan maupun iqamah
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau mengatakan, "Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil jama'ah dengan: 'ASH SHALATU JAMI'AH' (mari kita lakukan shalat berjama'ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku dan empat kali sujud dalam dua raka'at." (HR. Muslim no. 901).

5. Berkhutbah setelah salat gerhana
Disunnahkan setelah salat gerhana untuk berkhutbah, sebagaimana yang dipilih oleh Imam Syafi'i, Ishaq, dan banyak sahabat lainnya.

Fenomena gerhana merupakan tanda kebesaran Allah Swt yang harus dimaknai dengan keimanan dan menjadi pengingat agar semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt. Semoga bermanfaat.*