Mengapa Bulan Berwarna Merah Saat Gerhana Bulan Total Berlangsung? Simak Penjelasan Berikut
bulan
Ilustrasu gerhana bulan. (Sumber : Pixabay)


JOGJA- Barusaja, Indonesia sedang mengalami fenomena gerhana bulan total pada hari ini (8/11). Fenomena ini merupakan fenomena gerhana bulan total terakhir di tahun 2022 ini dan akan terjadi kembali pada tahun 2025 mendatang. 


Masih banyak masyarakat yang bertanya-tanya mengenai bagaimana fenomena tersebut bisa terjadi. Dilansir dari akun Twitter @LAPAN_RI pada Selasa (8/11/2022), berikut penjelasan mengenai alasan bulan berubah menjadi merah saat terjadi fenomena gerhana bulan total.


Gerhana Bulan Total terjadi pada fase Bulan Purnama, akan tetapi tidak semua fase Bulan Purnama dapat mengalami Gerhana Bulan. Ini karena orbit Bulan yang miring 5,1° terhadap ekliptika dan waktu yang ditempuh Bulan untuk kembali ke simpul yang sama lebih pendek 2,2 hari dibandingkan dengan waktu yang ditempuh Bulan agar konfigurasinya dengan Bumi dan Matahari membentuk satu garis lurus. Oleh sebab itu, Bulan tidak selalu berada di bidang ekliptika ketika Purnama berlangsung.


Saat Bulan memasuki umbra, warna umbra cenderung hitam. Seiring Bulan seluruhnya berada di dalam umbra, warna Bulan akan menjadi kemerahan. Ini disebabkan oleh mekanisme hamburan Rayleigh yang terjadi pada atmosfer Bumi.


Hamburan Rayleigh yang terjadi ketika gerhana Bulan sama seperti mekanisme ketika Matahari maupun Bulan tampak berwarna kemerahan saat berada di ufuk rendah dan langit yang mempunyai rona jingga ketika Matahari terbit maupun terbenam.


Spektrum dengan panjang gelombang lebih pendek seperti ungu, biru dan hijau dihamburkan ke angkasa lepas, sedangkan spektrum dengan panjang gelombang lebih panjang seperti merah, jingga dan kuning diteruskan ke pengamat.