Metode Hisab dan Rukyat untuk Menentukan 1 Ramadhan, Simak Perbedaannya
Menentukan
Foto Ilustrasi Metode Hisab dan Rukyat untuk Menentukan 1 Ramadhan (Sumber : Pixabay)

JOGJACORNER.ID - Penentuan awal Ramadhan kerap dilakukan dengan dengan dua metode yaitu metode hisab dan Rukyat. Melansir dari akun youtube @METRO TV, Rabu (22/3) HR. Bukhari dan Muslim, Ibnu Umar ra. Ia berkata "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW, bersabda, jika kalian melihat Hilal maka berpuasalah, jika kalian melihatnya lagi maka berhari rayalah.”

Dari hadist tersebut Hilal atau awal fase bulan baru adalah kunci penentuan Ramadhan dan Hari Raya. Perjalanan sejarah islam mencatat, penentuan awal bulan didasarkan pada 2 metode hisab dan Rukyat.

Hisab secara harfiah berarti perhitungan posisi matahari dan bulan secara astronomi atau Ilmu Falaq untuk menentukan datangnya hilal, penanda bulan baru dalam kalender Hijriyah. Bulan baru terjadi jika ketinggian hilal sudah di atas nol derajat dan memenuhi 2 prinsip, pertama itjimak, yang terjadi sebelum matahari terbenam, dan secara perhitungan bulan terbenam setelah matahari terbenam.

Sementara, Rukyatul Hilal, atau Rukiyat adalah mengamati penampakan hilal atau bulan sabit yang pertama kali tampak setelah terjadinya ijtima, di mana saat matahari dan bulan dalam satu bujur yang sama. Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optic, menjelang senja di tanggal 29 kalender berjalan. Metode ini digunakan Organisasi Muhammadiyah.

Apabila telah masuk bulan baru namun bila hilal tidak terlihat maka kalender berjalan dikenakan menjadi 30 hari. Di indonesia metode ini digunakan Organisasi Islam NU dimana Ruqiyah Hissab tetap digunakan namun hanya sebagai alat bantu dan bukan penentu.