Sejarah Kopi Jos yang Kini Jadi Ikon Angkringan Khas Jogja
Sejarah kipi jos, ikon angkringan Jogja. (Sumber : instagram @jajansolo)

JOGJACORNER.ID-Selain gudeg, kopi hot atau yang lebih di kenal dengan nama kopis jos ini menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke Jogja. Di artikel ni akan diungkap sejarah dan kopi jos di Jogja.


Dilansir kanal Youtube Our Grandfather Story Rabu (19/10/2022), bahwa Keunikan kopi joss terletak dari cara penyajiannya. Setelah dibuat, kopi hitam tersebut langsung dicampurkan dengan potongan arang yang masih membara sehingga mengeluarkan suara ‘josss’. Suara inilah yang kemudian menjadi asal usul nama kopi jos.


wisatawan dapat  menikmati kopi unik ini di angkringan hampir setiap sudut Kota Yogyakarta dengan harga yang sangat terjangkau. Selain itu wisatawan juga bisa menikmati Jenis kopi lainnya seperti kopi susu joss yang juga menjadi primadona.


Lantas bagaimana sejarah kopi yang melegenda di Kota Pelajar tersebut?
Bermula  dari Pesanan Masinis di Stasiun Tugu Kopi joss pertama kali diproduksi oleh angkringan Lik Man yang terletak di utara Stasiun Tugu pada akhir tahun 1980. Saat itu ada seorang masinis yang mampir untuk memesan kopi khas angkringan tersebut.


Pemilik angkringan yang kerap disapa Lik Man itu, langsung meracik kopi dan merebusnya dengan arang di dalam sebuah kaleng (klotok).


“Dulu waktu akhir tahun 80 an ada seorang masinis kereta api memesan kopi klotok yang direbus pake kaleng. Kemudian sama bapak dikasih arang bara api supaya kopinya lebih nikmat dan matang. Selain itu, di sini juga kopi joss yang pertama,” kata Kobar, generasi ketiga pedagang Angkringan Lik Man.


Cita rasa  yang unik, kopi tersebut mulai digemari kalangan pekerja Stasiun Tugu. Tanpa waktu lama kepopuleran kopi jos ini mulai di kenali  masyarakat luas. “Banyak pembeli kopi jos di sini yang membawa perempuan, jadi bikin jos ini tambah terkenal,” tambah Kobar.


Untuk menikmati satu gelas kopi jos ini di bilang unik, karena mereka menuangkan kopi ke alas gelar kecil yang biasa di kenal dengan nama Lepek, berupa piring kecil sedikit demi sedikit kemudian diseduhnya.


“Orang zaman dulu kalau minum  kayak gini (dituang ke alas gelas), pas panas-panasnya dituang sedikit sedikit dan di seduh pelan-pelan,” lanjut Kobar.


Kopi jos ini dijual dengan harga yang relatif terjangkau dengan Rp5.000 dapat menikmati kopi hitam di tambah arang dan jika ditambah Rp.1.000 pembeli dapat merasakan sensasi kopi jos yang ditambah susu.*