Viral Bayi Meninggal Akibat Jamu, Simak Penjelasan Dokter Tentang Larangan Minum Jamu bagi Balita
Jamu
Dr. Nicho (no.3 kiri) saat mengisi acara Pagi-Pagi Ambyar. (Sumber : [email protected])


JOGJA-Viral bayi meninggal karena jamu viral di media sosial. Bayi yang berusia 54 hari itu tewas usai mengonsumsi Jamu Tradisional.
Melansir dari akun youtube @TRANSTV Official pada acara Pagi-Pagi Ambyar, diketahui anak tersebut meninggal akibat diberi ramuan tradisional. Sang ibu mengaku sudah melarang namun pihak keluarga tetap memberi, kemudian anak tersebut pun sesak dan infeksi paru-paru. Awalnya sang ibu berniat akan segera membawa anaknya ke Rumah Sakit, namun pihak keluarga melarangnya. Namun karena sang ibu kekeh ia tetap membawa anaknya ke RS hingga bayi itu tak tertolong.


Dari kasus tersebut, dokter spesiali anak, Dr. Nicho yang dihadirkan dalam acara tersebut berpendapat bahwa, bayi mulai dari usia 0-6 bulan hanya boleh diberikan ASI. “Kita tahu, bayi dari mulasi usia 0 sampai 6 bulan itu Cuma boleh ASI saja,” Ujarnya. “Karena namanya bayi, kan pencernaannya belum sempurnya seperti orang dewasa, jadi kalau dimasuki bahan-bahan dari luar berbahaya, pasti ada efeknya,” Lanjutnya.


Dr. Nicho berpendapat bahwa ada 2 kemungkinan bayi dapat meninggal, akibat mengonsumsi sesuatu yang belum dianjurkan yaitu adanya penyakit penyerta sebelumnya, ditambah dengan minum jamu dan masukknya cairan atau makanan ke area pernafasan. “Yaitu adanya penyakit penyerta sebelumnya, ditambah dengan minum jamu dia makin parah, atau bisa juga dia waktu pas minum atau makan dia engga masuk langsung ke lambung tapi masuk ke area pernafasan,” Jelasnya. “Jadi bisa sampai sesak, bisa sampai meninggal dunia,” Lanjutnya.

Baca Juga: Guru Honorer Cabuli Tiga Siswi, Fotonya Dikirimkan Ke Whatapps

Dikatakan pemberian MPAsi memang sebaiknya diberikan setelah 6 bulan, namun di luar itu harus berkonsultasi dengan dokter, yang tergantung dengan keadaan bayi. Obat tradisonal seperti jamu juga merupakan salah satu obat penyembuh yang juga baik, hingga kini pun jamu masih banyak dikonsumsi oleh masyarkat sebab adanya efek baik yang didapat oleh tubuh setelah minum jamu tradisuonal. Namun hal ini tentunya berbeda efeknya pada bayi yang baru berusia 54 hari dan belum seharusnya diberikan makanan lain selain ASI


Dr. Nico juga mengatakan bahwa dokter anak pun belum menyarankan pemberian jamu kepada anak di bawah usia 6 tahun berdasarkan jenis dan kandungnnya. “Jadi kalau untuk jamu sendiri, dari dokter anak pun belum menyarankan kalau dia di bawah usia 6 tahun, 6 tahun aja itu dia ada jenis-jenis jamu dan lihat dulu kandungan bahan dari jamu tersebut,” jelasnya. “Jadi pada anak-anak tuh tidak disarankan untuk jamu yang untuk orang dewasa, ada beberapa jamu khusus anak dan itupun kita harus pinter sebagai orang tua, ada BPOM belum,” Lanjutnya.*