3 Amalan di Akhir Bulan Ramadhan, Perbanyak Ibadah dan Mendekatkan Diri kepada Allah
Ramadhan
Ilustrasi amalan yang dilakukan di akhir bulan Ramadhan. (Sumber : Dokumentasi freepik)


JOGJA-Bulan Ramadhan merupakan bulan yang suci dan penuh berkah. Bulai ini selalu dinanti-nanti umat muslim karena memiliki keutamaan-keutamaan di dalamnya. Salah satunya adalah terbukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka. Pada bulan yang suci ini banyak orang yang berlomba-lomba mengamalkan kebaikan karena pahala akan diipat gandakan.

Setiap hari pada bulan Ramadhan pun memiliki aamalan-amalan yang disarankan untuk dilakukan. Nah, menjelang berakhirnya bulan yang penuh berkah ini, Anda bisa menjalankan amalan-amalan yang dianjurkan. Apa saja?

Dilansir dari akun Instagram @teladan_alquran pada Selasa (11/4/2023), berikut amalan-amalan yang dianjurkan untuk dilakukan pada akhir bulan Ramadhan.

1. Lebih serius dalam ibadah di akhir Ramadhan
Di akhir bulan yang penuh berkah ini, Anda dianjurkan untuk lebih serius lagi dalam melakukan ibadah. Hal ini karena tidak ada bulan yang lebih baik daripada bulan Ramadhan. Keseriusan ini juga dilakukan oleh Rasulullah saw dalam masa hidupnya.

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya." (HR. Muslim).

'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, "Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima'), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: 7 Contoh Ucapan Hari Raya Idul Fitri, Cocok untuk Status WA hingga Story Instagram

2. Melakukan I'tikaf
I'tikaf adalah berdiam diri di masjid beberapa waktu untuk lebih berkonsentrasi ketika melakukan ibadah. Hal ini guna menambah pahala dan kekhusyukannya ketika mendekatkan diri kepada Allah.

Dari Aisyah r.a, ia berkata bahwasannya Nabi saw biasa beri'tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah Swt. Lalu istri-istri beliau beri'tikaf setelah beliau wafat. (HR. Bikhari dan Muslim).

Dijelaskan lebih lanjut, waktu untuk beri'tikaf adalah selama berdirim diri, meskipun hanya sesaat.

Al Mardawi rahimahullah mengatakan, "waktu minimal dikatakan i'tikaf pada i'tikaf yang sunnah atau i'tikaf yang mutlak adalah selama disebut berdiam di masjid (walaupun hanya sesaat)." (Al-Inshaf 6/17).

3. Meraih Lailatul Qadar
Malam Lailatul Qadar adalah malam penuh kemuliaan, bahkan disebut sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Tidak ada yang tahu kapan tepat datangnya malam ini. Oleh karena itu, dianjurkan untuk selalu melakukan kebaikan dan amalan demi meraih malam Lailatul Qadar.

Allah pun menyebutkan keutamaan Lailatul Qadar.

"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadr: 3-5).

Menghidupkan malam Lailatul Qadar bukan hanya dengan salat, bisa pula dengan dzikir dan membaca Al Qur'an. Namun, amalan salat lebih utama dari amalan lainnya di malam ini.

Dari Abu Hurairah r.a, Nabi saw bersabda "Barangsiapa melaksanakan salat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari).

Bisa juga dengan mengamalkan doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah saw jika bertemu dengan malam kemuliaan ini.

"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu'anni"

Artinya "Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku".*