AWAS!! Angka Kasus DBD Tinggi, Ini Cara Mencegahnya Ala Kota Jogja
Ilustrasi nyamuk penyebab DBD.
Ilustrasi nyamuk penyebab DBD. AWAS!! Angka Kasus DBD Tinggi, Ini Cara Mencegahnya Ala Kota Jogja (Sumber : Kemenkes)

JOGJA, Jogjacorner.id- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tengah berbahagia menyambut salah satu ASN berprestasi yakni Rubangi selaku Program Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.


Dimana Rubangi (59) menjadi salah satu yang mendapat penghargaan World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta dari Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) dan Yayasan Tahija. 


Pada program tersebut melibatkan lebih dari 8.000 kader kesehatan dari tiga wilayah seperti Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. Penelitian dan implementasi teknologi Wolbachia ini juga telah dilakukan di 122 kelurahan dengan luasan 231 km2 persegi, dan telah melindungi 2,2 juta penduduk.


Baca Juga: Selalu 'Diteror' dengan Pertanyaan Kapan Menikah Ketika Lebaran, 5 Tips Ini Dijamin Bisa Membantu


"Tidak menyangka mendapatkan penghargaan, ini tidak terlepas dari penggerak masyarakat untuk terus melakukan penanggulangan penyakit DBD," kata Rubangi.


Dalam pekerjaannya di pemerintah tak perlu diragukan lagi. Karir Rubangi semenjak tahun 1988 memberikan pengabdian terbaik di bidangnya. Mulai dari tahun 1988 Rubangi bekerja di Puskesmas Gondokusuman dilanjutkan ke Puskesmas Tegalrejo dan pada tahun 2004 berpindah ke Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta selaku Program Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD hingga sekarang.


Pihaknya mengatakan, selama menjadi ASN tidaklah mudah, dibutuhkan sehat jasmani dan rohani serta butuh keikhlasan dalam bekerja.


Sebab, tidak dipungkiri banyak hambatan yang dilalui terutama dalam jabatan yang dipegangnya saat ini, dimana dalam upaya menurunkan angka DBD di Kota Yogyakarta dengan berbagai penanggulangan seperti melakukan program satu rumah satu Jumantik atau juru pemantau jentik, untuk menurunkan angka kematian akibat DBD.


Baca Juga: Sebagai Simbol Meraih Kemenangan, Begini Makna Beli Baju Baru Saat Lebaran


Perlu diketahui, Kota Yogyakarta pernah menghadapi Kejadian Luar Biasa pada tahun 2016. Dimana angka penderita DBD mencapai 1690 jiwa.


Hal ini membuat Rubangi dan pihak terkait lainnya bekerja keras untuk menanggulangi agar tidak terjadi kembali kejadian KLB seperti tahun 2016. Salah satunya dengan melakukan WMP yang bekerjasama dengan FK-KMK UGM dan Yayasan Tahija.


Dimana pemerintah dan FK-KMK UGM melakukan penelitian selama 11 tahun dan sampai saat ini secara efektif berhasil menurunkan 77 persen kasus DBD serta menurunkan 86 persen tingkat rawat inap akibat DBD.


"Namanya bekerja ada hambatan dan kendala namun kami selalu berkomunikasi bersama puskesmas, kelurahan dan kemantren dalam upaya pencegahan DBD di Kota Yogyakarta," jelas Rubangi melansir portal resmi Pemkot Jogja.


Suami Martinah ini mengungkapkan, hingga saat ini angka penderita DBD turun drastis dimana pada bulan Maret 2023 hanya ada 20 kasus penderita DBD. Hal ini membuktikan apa yang dilakukan pemerintah berhasil menekan penyakit DBD di masyarakat bahwa dengan teknologi Wolbachia dapat menurunkan angka DBD.


Oleh sebab itu, ayah dari tiga orang anak ini mengatakan sangat berbangga dan berterimakasih kepada masyarakat yang ikut serta dalam keterbiasaan hidup sehat dengan melakukan 3M yakni 8menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.


Baca Juga: Cara Menghilangkan Bau Mulut Ketika Puasa, Simak Manfaat Sikat Gigi Usai Makan Sahur


Kedua menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya, dan ketiga memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.


Selain itu, Ia mengatakan,  bangga bisa menyumbangkan salah satu pengabdian sebagai ASN di Pemkot Yogyakarta dengan  menurunkan dan mengurangi angka kematian DBD.


Tambahnya, pencapaian dan kebaikan yang didapat hingga saat ini menjadi tabungan hingga pensiun, dimana pihaknya setelah purna tidak akan berhenti melayani masyarakat dengan berbagai kegiatan sosial seperti menjadi bendahara Takmir dan bendahara RT di wilayahnya.


"Harapannya dengan adanya pelepasan nyamuk, masyarakat tetap melaksanakan gerakan satu rumah satu jumantik dan semoga dengan adanya penghargaan ini merupakan hadiah kami pensiun yang amanah di masyarakat," ungkapnya.