Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Indonesia Rugi Rp 1,4 Triliun
batal
Batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, berikut kerugian yang di tanggung Indonesia. (Sumber : instagram @piala_dunia_u20_indonesia)


JOGJA-Status tuan rumah Piala Dunia U-20 Indonesia dapatkan dengan bersaing ketat dengan Brazil dan Peru pada 2019 lalu. Namun adanya penolakan Timnas Israel oleh Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster untuk tampil, membuat FIFA membatalkan status tuan rumah Indonesia. Sebelumnya dua kader PDIP tersebut diketahui sudah menandatangani Goverment Garanty dan Host City saat proses bidding.

Melansir dari akun youtube @METRO TV, Jumat (31/3) berikut kerugian Indonesia atas batalnya menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

1. Kerugian Modal
Penyelenggaraan event ini tentunya membutuhkan segala persiapan, yang tidak lepas dari anggaran modal.
Pada bulan Juli 2020 saat Indonesia mengalami pandemi Covid-19 pemerintah menggelontorkan dana Rp.400 miliar  untuk persiapan pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia, tak tanya itu Kementerian PUPR juga menggelontorkan dananya sebesar Rp.314 miliar untuk merenovasi stadion plus ditambah Rp. 175 miliar pada bulan lalu.
Pada bulan Juni 2022 Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia mengalokasikan dana Rp. 500 miliar, untuk persiapan Piala Dunua U-20. Dengan begitu dapat ditotal kerugian modal penyelenggaraan Piala Dunia 7-20 2023 mencapai Rp. 1,4 Triliun.

Meskipun peremajaan stadion, renovasi pembuatan infrastruktur tidak ada yang rugi untuk Indonesia, namun karena dalam konteks peremajaan untuk persiapan Piala Dunia U-20 maka hal ini dapat dikategorikan sebagai salah satu bentk kerugian modal bagi Indonesia.

Baca Juga: PDIP Akhirnya Buka Suara: Kisruh Piala Dunia Kami Punya Alasan Kuat

2. Kerugian Sektor Pariwisata
Melihat Qatar yang menjadi tuan rumah Piala Dunia, dan jumlah turis yang datang melonjak 2,56 juta orang dibandingkan tahun 2021 yang hanya sebanyak 610.000 orang.
Selain itu pada tahun 2014, saat Brazil menjadi tuan rumah Piala Dunia terjadi lonjakan 10,6% lonjakan kunjungan ke Brazil menjadi 6,43 juta orang dibanding sebelumnya hanya sebanyak 5 juta turis yang datang ke Brazil.
Di sisi lain, peningkatan turis juga terjadi pada event internasional yang digelar di Indonesia yaitu G-20 yang di gelar pada 15-16 November, Menparekraf RI, Sandiaga Uno menyebut terjadi peningkatan okupansi hotel di Nusa Dua sebanyak 70%, bahkan kontribusi ekonomi dari event G-20 tersebut mencapai 533 juta dolar AS atau sebanyak Rp. 7,4 Triliun. Tak hanya itu 33.000 tenaga kerja juga berhasil terserap ada momen G-20 di Bali tersebut.

Jadi dapat disimpulkan terkait kerugian atas batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 yaitu
1. Hilangnya investor ke Indonesia
2. Hilangnya kesempatan untuk mempromosikan pariwisata dan budaya yang ada di Indonesia
3. Ekonomi kreatif seperti UMKM lokal yang turut rugi dalam mendongkrak pemasukan.*