Bidan di DIY Ikut Tangani Stunting, Mampu Turunkan Kasus Stunting
Bidan
Foto Ilustrasi Bidan Menggendong Bayi (Sumber : promkes.kemkes.go.id)

JOGJACORNER.ID - Angka stunting di DIY selama tahun 2022 mengalami penurunan 0,9 persen. Dari sebelumnya 17,3 persen, menjadi 16,4 persen, sesuai Survey Status Gizi Indonesia (SSGI 2022).

"Ini semakin mendekati target nasional sebesar 14 persen," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, dalam Seminar Akbar Gerak Bidan Cegah Stunting di Hotel Sahid Raya, Babarsari Sleman, Minggu (19/2/2023).

Namun, besarnya penurunan angka stunting ini, sedikit di luar perkiraan. Semula diharapkan, angkanya turun lebih dari satu persen.

Apalagi dua kabupaten, yaitu Kulon Progo dan Gunungkidul menurut hasil SSGI 2022 angka stuntingnya justru sedikit naik. Sehingga peran bidan punya arti penting dalam menurunkan stunting.

"Karena bidan yang paling banyak berinteraksi dengan ibu hamil dan paska melahirkan," imbuhnya.

Bidan kata Hasto, merupakan tenaga kesehatan yang pertama menangani keluhan ibu hamil dan maupun ibu dan banyinya, sebelum ditangani lebih lanjut oleh dokter bila diperlukan.

"Apalagi di pedesaan, bidan menjadi ujung tombak pelayanan bagi ibu hamil dan paska melahirkan," terangnya.

Saat ini, BKKBN telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) sampai ke tingkat desa atau kalurahan. Tugasnya untuk mendampingi keluarga rawan stunting, termasuk mendampingi calon pengantin.

Setiap tim terdiri tiga orang, salah satunya adalah bidan atau tenaga medis yang ada di wilayah. Selain itu, ada Kader PKK dan Kader KB Desa.

"Di DIY telah terbentuk 1.852 TPK, artinya terdapat 1.852 bidan yang terlibat, dan itu merupakan separuh dari seluruh bidan yang ada di DIY," ucapnya.