Cara Ubah Hari Buruk Jadi Bahagia, Simak Tips Berikut Ini
Ubah
Foto Ilustrasi Cara Ubah Hari yang Buruk jadi Bahagia (Sumber : Pixabay)

JOGJACORNER.ID - Tentu saja, kita semua pernah mengalami hari buruk untuk alasan apapun. Penyebabnya mungkin karena terlambat meeting di kantor, menumpahkan teh manis ke baju, atau hal lainnya. Dua hal tersebut bisa saja merubah mood dan merusak hari yang seharusnya berjalan dengan baik.

Meskipun begitu, ternyata ada cara yang bisa dilakukan untuk mengubah hari yang buruk menjadi bahagia. Menurut sebuah artikel di Berkeley's Greater Good Magazine, psikolog sosial Shanna B. Tiayon menguraikan tiga hal sederhana, tetapi ampuh yang dapat dilakukan untuk mengubah hari yang buruk.

Jika Anda sedang menjalani hari yang buruk, berikut beberapa tips yang bisa dicoba praktikkan agar hari berubah menjadi bahagia.

1. Berbahagialah 

Mungkin nasihat ini terdengar seperti menyederhanakan masalah. Namun, cobalah lihat lebih dekat. Bagian yang membuat hari yang buruk menjadi lebih buruk adalah bagaimana perasaan kita tentang hal itu.

Sebagian besar "hari buruk" tidak disebabkan oleh peristiwa besar, tetapi oleh peristiwa kecil atau peristiwa yang bahkan tidak diingat selama setengah bulan.

Jika sedang menghadapi frustrasi seperti itu, cobalah untuk mengubah suasana hati. Salah satu taktik sederhana yang direkomendasikan Tiayon adalah meningkatkan kadar hormon "merasa nyaman".

Hormon-hormon tersebut adalah endorfin, serotonin, dan oksitosin dalam tubuh. Apalagi saat kita merasa stres, yang melepaskan kortisol dan adrenalin ke dalam sistem tubuh.

Olahraga ringan selama 30 menit telah ditunjukkan dalam banyak penelitian untuk memperbaiki suasana hati. Jadi, pertimbangkan akan melakukan olahraga jalan cepat atau bersepeda, tutup pintu kantor kemudian pasang headphone Anda dan menari mengikutinya.

Semua upaya ini membuat kita merasa lebih baik. Pelukan, memeluk, atau menerima pelukan, terutama dari orang terkasih, melepaskan serotonin dan oksitosin, serta mengurangi hormon stres. Ini juga bisa berhasil saat kita berpelukan dengan hewan peliharaan, misalnya.

2. Hilangkan yang Tidak Perlu 

Saat kita bergumul dengan stres, sudah menjadi sifat manusia untuk menggali dan mengklaim bahwa kita benar-benar bisa mengatasi semuanya.

Namun, saat kita mundur selangkah dan menarik napas dalam-dalam, seringkali kita melihat bahwa beberapa hal yang mengganggu hari kita sebenarnya bisa menunggu hingga besok atau bahkan minggu depan.

Misalnya, jika Anda memiliki tugas atau rapat terjadwal yang dapat ditunda tanpa konsekuensi serius, mulailah dari sana. Jika batas beban ini merusak hari kita, mulailah mencari tahu mana yang bisa dihilangkan.

Kemudian minta bantuan untuk melengkapi atau membayar daftar tersebut. Dimungkinkan untuk mendelegasikan beberapa pekerjaan kepada rekan kerja, atau meminta anggota keluarga lain untuk membantu, atau mempekerjakan seseorang untuk melakukannya. Sadarilah bahwa Anda benar-benar tidak harus melakukan semuanya sendirian. 

3. Mempersiapkan Hari Esok yang Lebih Baik

Sayangnya, saat kita mengalami hari yang buruk, kita membangunkan amigdala, bagian otak yang mencari bahaya. Ketika amigdala memetakan masalah baru, kita memiliki kemungkinan besar bahwa besok akan menjadi hari yang buruk lagi.

Saran terbaik adalah mengetahui sistem "pemulihan" mana yang paling kita butuhkan. Apakah kita perlu istirahat fisik atau perlu istirahat emosional?

Anda juga dapat mencoba mengatur perkumpulan tempat kita menghabiskan waktu bersama orang yang kita sukai. Jadi pikirkan apa yang  membuat kita merasa segar kembali, lalu berikan diri Anda hadiah itu. Langkah ini mungkin akan membuat kita  memiliki hari yang lebih baik di hari berikutnya.

Minda Zetlin, penulis Career Self-Care: Find Your Happiness, Success, and Fulfillment at Work, mengeksplorasi bagaimana meningkatkan mood kita dan membuat diri kita sebahagia mungkin membuat kita lebih produktif.

Kita bisa lebih efisien dalam bekerja, menjadi pemimpin yang lebih baik, dan lebih disukai banyak orang. Apa yang baik untuk kita, baik untuk bisnis kita, karyawan kita, teman dan keluarga kita.

Ingatlah hal tersebut jika Anda pernah merasa ingin menjaga diri sendiri di salah satu "hari buruk" itu.