Cerita 15 Pekerja Bangunan Lolos dari Sergapan KKB di Papua: Dibantu Warga Jalan Kaki 2 Hari ke Tempat Aman
KKB
Ilustrasi penyergapan KKB (Sumber : Ilustrasi Pixbay)


JOGJA-Hingga saat ini TNI dan Polri, masih terus berupaya dalam melakukan pencarian pilot dari pesawat Susi Air, Philip Marthens yang merupakan warna negara berkebangsaan Selandia Baru usai pesawatnya dibakar KKB di Papua.
Melansir dari aku  youtube @Kompascom Reporter on Locatuon (9/2), Kombes Faizal Rahmadani, Komandan Satgas Damai Cartenz menerangkan bahwa pencarian masih terus dilakukan. "Sampai saat ini belum diketahui keberadaanya, karena GPSP-nya sudah tidak menyala sejak Selasa 7 Februari 2023," Jelas Faizal.


Kombes Faizal, yang juga merupakan Direktur Reserse Kriminal Umum, Dirkrimum Polda Papua mengungkapkan, bahwa pilot dan penumpang pesawat Susi Air, tidak bersama dengan 15 pekerja bangunan yang sebelumnya mendapat ancaman dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Sebanyak 15 pekerja bangunan tersebut saat ini sudah berhasil diselamatkan dan dievakuasi.


Sebelumnya para pekerja tersebut telah bersembunyi dan berhasil melarikan diri ke gunung dengan bantuan warga. Mereka sempat menempuh perjalanan selama 2 hari agar tidak dikejar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Egianus Kagoya. Diketahui 15 orang tersebut merupakan seorang pekerja bangunan yang membngun puskesmas setempat.

Baca Juga: Perkembangan Kasus Pelecehan di Jambi, Polisi Ungkap Fakta Baru

Faizal Ramdani menerangkan bahwa usai mendaat ancaman dari KKB, belasan pekerja tersebut mencari perlindungan pada warga setempat. Para pekerja bangunan tersebut diketahui baru mendapat ancaman dan tidak disandera. Ancaman dilakukan oleh KKB pada sabtu 4 Februari 2023, mereka lantas dibawa oleh warga setempat ke rumah seorang tokoh agama untuk berlindung, sebab khawatir KKB akan bertindak lebih jauh. Warga juga menyarankan kepada para pekerja agar segera pergi dari Distrik Paro.


Warga kemudian membawa para pekerja tersebut ke Distrik Kenyam, dengan berjalan kaki, hingga 2 hari untuk sampai alhirnya mereka daat berkomunikasi dengan aparat keamanan, akhirnya aparat keamanan menjemput mereka di titik aman yang telah di sepakati.*