JOGJA-Perkembangan kecerdasan anak tidak boleh lepas dari pantauan orang tua. Simak karakteristik anak cerdas usia 1-2 tahun tanpa disadari orang tua.
Secara garis besar, terdapat beberapa jenis tipe kecerdasan anak. Di antaranya merupakan kecerdasan kognitif, bahasa, sosial & emosional. Apabila orang tua tahu kecerdasan anak semenjak dini, stimulasi yg diberikan pun mampu lebih optimal.
Ciri-karakteristik Anak Cerdas usia 1-2 tahun yang dirangkum dari berbagai sumber sebagai berikut
1. Punya Ketrampilan Komunikasi yang baik.
Salah satu karakteristik anak cerdas usia 1-2 tahun merupakan anak bisa mengkomunikasikan apa yang dirasakan dan dipikirkan menggunakan cara yang tepat. Anak, misalnya, mulai menampakan minat berbicara pada usia 12 bulan. Kemudian, pada usia 18 bulan, mulai aktif mengucapkan istilah-istilah baru.
Anak yang mempunyai kemampuan komunikasi yang baik akan lebih gampang mengikuti arahan verbal atau instruksi buat melakukan tugas tertentu.
2. Kepribadian bertenaga secara emosional
Selama ini orangtua menyangka bahwa anak susah diatur, emosi naik turun dan perlu sahih-sahih didampingi terus. Padahal, anak telah bisa menampakan kecerdasannya pada hal emosi. Anak cerdas usia 1-dua tahun telah bisa mengatur emosinya sendiri.
Baca Juga: Banyak Adegan Sadis, Ini Sederet Film Jepang Kontroversial yang dilarang Tayang di Indonesia
Anak telah mempunyai pemikiran kompleks disertai kemampuan menyeimbangkan emosi positif dan negatif.
Anda bisa melihat hal ini ketika anak berhadapan menggunakan fauna peliharaan. Anak bisa menampakan simpati, rasa sayang dan pengendalian diri.
3. Lebih senang sendirian
Anak cerdas cenderung lebih bahagia berada pada zona nyamannya sendiri. Dia akan menghabiskan ketika menggunakan kegiatan yang sifatnya individual misalnya menyusun puzzle atau mewarnai.
4. Fokus
Ciri anak cerdas usia 1-2 tahun merupakan penekanan. Anak-anak dikenal nir mampu penekanan terlalu usang dalam sesuatu. Anak homogen-homogen mampu penekanan dalam satu hal selama 10-15 menit. Tetapi anak cerdas mampu melakukannya lebih lama.
Apabila Anda menemukan anak lebih fokus dari pada anak kebanyakan, usahakan berikan stimulasi yang sesuai. Asah kemampuan anak menggunakan permainan balok, puzzle, atau membuka-buka buku cerita bergambar. Kegiatan ini akan memfokuskan anak.*
Penulis : Faisal Hendrawan
Tag
Artikel Terkait