Erupsi Merapi Masih Terjadi: Magelang-Temanggung Diselimuti Abu, Jarak Pandang 10 Meter
Awan
Erupsi Merapi masih terjadi. (Sumber : BPPTKG)


JOGJA-Erupsi Gunung Merapi masih terus terjadi hingga Minggu malam. Melansir dari akun youtube @METRO TV, Senin (13/3) berdasarkan data yang ada di BPPKG Yogyakarta, erupsi terjadi pada pukul 19.05, 19.14, 20.40, dan pukul 01.02 dini hari.

Guguran awan panas ini meluncur sejauh 1500 meter pada pukul 19.05 dan 19.14 WIB. Sementara luncuran sejauh 2000 meter terjadi pada pukul 20.40 WIB mengarah ke Barat Daya atau tepatnya di hulu Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Pada pukul 01.02 terjadi luncuran lava pijar mengarah ke Barat Daya.

Aktivitas yang terjadi di Gunung Merapi tersebut menjadikan BPBD Kabupaten Magelang terus melakukan pemantauan dampak yang timbul akibat Erupsi. Kini status Gunung Merapi masih ditetapkan pada level siaga dengan ancaman lontaran material vulkanik sejauh 3 km dan luncuran awan panas guguran sejauh 7 km pada sisi Barat Daya dan 5 km di sekitarnya.  

Sejak pukul 00.00 hingga 06.00 pagi, dikabarkan telah terjadi satu kali awan panas guguran yang mengarah ke Barat Daya dengan jarak luncur 1200 meter tepatnya di Hulu sungaI Bebeng. Kondisi Sungai Bebeng yang terletak di atas Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada bagian atas terdapat material vuklanik, namun bagian sungai yang dekat dengan pemukiman warga dikabarkan masih terdapat air, dan tidak terkena material vulkanik.

Baca Juga: Manfaat Mengonsumsi Air Kelapa Selama Ramadhan, Ini Penjelasannya

Akibat hujan abu yang terjadi, kawasan sisi barat Merapi hingga Temanggung, sejumlah jalan protokol di kawasan ini nampak berkabut dengan jarak pandang kekitar 10 meter. Hujan abu yang sempat menyelimuti kawasan sisi Barat Merapi, kini pembersihan menggunakan water cannon oleh anggota Polresta Magelang bersama kodim 0705 Magelang, serta para relawan. Pembersihan ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan akibat erupsi Merapi.

Masyarakat pun diminta untuk tetap waspada, sebab jarak luncur awan panas tidak dapat diprediksi. Warga  diimbau untuk tidak beraktivitas pada radius bahaya sejak Sabtu 11 Maret 2023. Sedangkan untuk masyarakat yang terkena hujan abu diminta untuk selalu mengenakan masker ketika berada di luar luangan. Sebab abu vulkanik dapat menganggu saluran pernafasan serta dapat membuat iritasi pada mata dan kulit. Pemerintah daerah juga sudah membagikan masker kepada warga yang terdampak, serta telah membersihkan material vulkanik yang menumpuk di jalan-jalan. Sebab jika dibiarkan akan membahayakan bagi pengguna jalan. Selain itu di sektor pertanian juga masyarakat juga sigap membersihkan debu-debu vulkanik karena dikhawatirkan abu vulkanik yang mengenai tanaman dapat memperburuk kondisi tanaman hingga terancam gagal panen.*