JOGJA-Mengetahui usia di mana perempuan mengalami puber kedua, dapat membantu wanita lebih siap menghadapi perubahan siklus hidup ini. Untuk membantu Anda lebih siap, kali ini simak ulasan tips kesehatan reproduksi wanita.
Dunia medis tidak terlalu familiar dengan istilah ini. Namun, ada beberapa kondisi medis yang biasanya menyebabkan periode ini pada orang paruh baya, salah satunya perimenopause. Masa pubertas dini, yang ditandai dengan fungsi reproduksi, antara lain peningkatan testosteron pada anak laki-laki dan peningkatan estrogen pada anak perempuan. Hormon-hormon ini mempengaruhi perubahan fisik dan psikologis.
Pubertas biasanya dimulai antara usia 10 dan 14 tahun untuk anak perempuan dan antara usia 12 dan 16 tahun untuk anak laki-laki. Namun, ada kalanya laki-laki dan perempuan dipukul lagi ketika sudah tidak muda lagi. Kondisi ini disebut pubertas kedua.
Sebelum mengetahui pada usia berapa wanita mengalami pubertas kedua, sebaiknya ketahui dulu ciri-ciri yang dikutip dari kanal YouTube cintain.
– Lebih memperhatikan penampilan
– Perubahan mood yang lebih fluktuatif
– Stres
– Rendah diri
– Terlalu percaya diri
– Lebih agresif
– Terjadinya perubahan pada hasrat seksual
Beberapa ciri puber kedua di atas juga dikenal sebagai midlife crisis. Pubertas kedua ini terjadi pada 10-20 persen wanita paruh baya, kebanyakan berusia 40-an atau lebih dari 50-an. Banyak faktor yang dapat memicu krisis paruh baya kedua ini, atau pubertas, mulai dari perceraian hingga kehilangan pekerjaan hingga kematian.
Selain krisis paruh baya, pubertas kedua juga bisa disebabkan oleh perubahan kondisi tubuh, seperti perimenopause. Pubertas kedua juga sering dikaitkan dengan perimenopause, yaitu fase transisi pada wanita sebelum menopause. Pada titik ini, produksi estrogen ovarium secara bertahap menurun hingga berhenti sama sekali, pada saat menopause terjadi.
Perimenopause dimulai pada usia 30 tahun atau lebih awal dan pada usia 40 tahun. Masa ini dapat bervariasi lamanya yaitu 4-10 tahun.
Secara fisik, ada beberapa tanda seorang wanita sedang dalam masa perimenopause, antara lain:
Mengalami hot flashes (sensasi panas)
– Kelelahan
– Haid tidak teratur
– Jantung berdebar-debar
– Pusing
– Penurunan tingkat kesuburan
– Perubahan hasrat seksual
– Kurangnya kepadatan tulang
– Perubahan kadar kolesterol
– Payudara terasa kencang
– Sindrom pramenstruasi yang memburuk
– Vagina kering
– Lebih sering buang air kecil.*
Penulis : Faisal Hendrawan
Tag
Artikel Terkait