Kebaya Menjadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, Bagaimana Sejarahnya?
Kebaya
Ilustrasi Pemakaian Pakaian Tradisional Kebaya (Sumber : @AdrianneSerlo)

JOGJACORNER.ID - Kebaya adalah pakaian tradisional Indonesia sejak dahulu kala. Kebaya digunakan oleh perempuan dengan ciri khas bukaan depan, simetris, kiri dan kanan, serta berlengan. Kebaya sering digunakan ketika acara formal seperti pernikahan, wisuda, dan lainnya.

Terkait dengan pakaian tradisionalnya yang mendunia, bagaimanakah sejarah dari baju kebaya? Dilansir dari akun Instagram @seputar.netizen pada Jumat (4/11/2022), berikut sejarah dari baju kebaya.

1. Didatangkan dari Cina

Asal-usul kebaya berasal dari negara Arab dan membawa baju kebaya (yang Arabnya "Abaya") ke Nusantara ratusan tahun yang lalu. Namun beberapa sumber meyakini kebaya dibawa dari negara Cina kemudian menyebar ke Malaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Setelah penyesuaian budaya yang berlangsung selama ratusan tahun, pakaian itu diterima oleh penduduk setempat.

2. Pakaian Keluarga Keluarga

Pada abad ke-16, di sekitar Pulau Jawa kebaya menjadi pakaian yang hanya dikenakan oleh golongan keluarga kerajaan di sana. Selama zaman penjajahan Belanda di Pulau jawa, mayoritas perempuan Eropa juga mulai mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi.

Dalam sehari-harinya kebaya diubah dari hanya menggunakan barang tenunan mori menggunakan sutera dengan sulaman warna-warni.

3. Muncul Kebaya Panjang dan Pendek

Dalam perkembangannya, kebaya di Jawa terbagi atas kebaya pendek sepinggul dan kebaya panjang selutut. Model kutubaru juga menjadi ciri khas budaya Solo.

Kebaya pendek dapat dibuat dari berbagai jenis bahan katun dan biasanya tanpa motif atau polos, namun bisa dilengkapi hiasan bordir atau sulam. Seiring waktu, kebaya pendek juga muncul dari bahan sutra, brokat, nilon, lurik, hingga bahan sintetis.

Kebaya panjang, di sisi lain, lebih banyak dibuat dengan bahan beludru, brokat, sutra yang berbunga, dan nilon bersulam. Kain kebaya panjang biasanya digunakan pada upacara pernikahan.