Nostalgia Kupat Tahu Pojok Magelang, Terungkap Rahasia Menjaga Konsistensi Citarasa
Kupat tahu
Suasana penjual Tahu Pojok Magelang saat melayani pengunjung (Sumber : Instagram @ultiensoetaryo)

MAGELANG-Saat berkendara melewati Magelang, jangan lupa mampir di warung kupat tahu. Kuliner  ini  masih sama seperti dulu, baik rasa maupun suasananya. Tidak ada salahnya mampir dan makan di sini sekaligus karena nostalgia.
Padahal usaha ini sudah beroperasi sejak tahun 1942. Pelanggannya termasuk PNS dan berbagai lapisan masyarakat lainnya. Letaknya di pinggir Jalan Prajurit Pelajar, tepat di jantung kota Magelang, Jawa Tengah.
Apalagi kalau bukan Warung Tahu Pojok Magelang. Tahu Pojok Magelang kini telah memasuki generasi ketiga. Namun, resep tahu kupat sepertinya sama; terdiri dari kuali rubah, tahu, aneka sayuran, bumbu kacang dan kecap. Menu yang sederhana namun entah mengapa selalu membuat Anda bersemangat untuk menikmatinya.


Di Jawa Tengah kupat tahu bisa ditemukan di banyak tempat, tentunya dengan aneka bumbu, termasuk  Magelang. Ada puluhan bahkan mungkin ratusan penjual tahu kupat di kota ini. Nah, Tahu Pojok Magelang ini konon paling tua.
Kuntari,  pemilik Tahu Pojok generasi ketiga, mengatakan bahwa ketika dia memulainya, dia tahu bahwa warisan keluarganya akan dijual dengan  gerobak dorong. Dia mengungkapkan bahwa hingga tahun 1950-an,  kakeknya menjual  tahu bercangkir sambil berjalan di  alun-alun kota.
Setelah itu, Tahu Pojok pun resmi berdiri di Jalan Tentara Pelajar No.14, Cacaba, Kota Magelang. Wisma yang meraih Anugerah Walikota Magelang  2016 atas komitmennya dalam memajukan pengembangan pariwisata ini juga memiliki cabang.
"Yang pertama di sini (Jalan Tentara Pelajar), cabangnya di Mendut (Jalan Mayor Kusen, Mendut, Magelang)," kata Kuntari dilansir dari berbagai sumber.


Baca Juga: Buat yang Galau, Ini Lirik 'Sampai Tua Bersamamu' Dipopulerkan oleh Eizky Febian


Sepintas, penyajian Kupat Tahu di Tahu Pojok dan tempat lainnya tidak terlihat  jauh berbeda. Satu porsi kupat tahu terdiri dari ketupat, tahu goreng, kol, bakwan, buncis, seledri dan bawang goreng. Setelah itu bahan dibaluri dengan bumbu kacang yang encer dan lembut yang memiliki rasa manis dan asin.
Diakui Kuntari, tahu kupat  terasa pas dengan bumbu yang autentik dan konsisten. Mereka telah menciptakan konsistensi  dalam pemilihan bahan baku dan pengolahannya.
Untuk menjaga konsistensi rasa, Kuntari memang  tak mau berkompromi. Untuk bumbu dan kecap, ia mengaku membuatnya sendiri. Ini menjadi warisan keluarga yang berlanjut hingga hari ini.
“Kami sangat memperhatikan kualitas olahan (bumbu dan kecap)  agar selalu enak,” tutupnya.*