Pawai kirab 87 juara kontingen SEA Games 2023, tuai kecemburuan antar atlet SEA Games
Pawai kirab 87 juara kontingen SEA Games 2023, tuai kecemburuan antar atlet SEA Games. Sumber gambar: instagram @pssi.
Pawai kirab 87 juara kontingen SEA Games 2023, tuai kecemburuan antar atlet SEA Games. (Sumber : Sumber gambar: instagram @pssi.)

JOGJA, Jogjacorner.id- Meriahnya Pawai kirab bagi atlet SEA Games yang diselenggarakan pada Jumat, 19 Mei 2023, menimbulkan kesenjangan dan kecemburuan di antara atlet SEA Games, dan dinilai cenderung mengistimewakan squad sepak bola U-22 dibandingkan atlet cabang olahraga lainnya yang juga memperjuangkan nama bangsa Indonesia.


Kemeriahan pawai kirab ini terasa mulai dari kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga hingga Stadion Gelora Bung Karno Jakarta dengan rute Jl. Gatot Subroto, Semanggi, Bundaran HI, dan berakhir di Gelora Bungkarno VIP Barat. 


Baca Juga: Soal Pawai SEA GAMES yang Berujung Kekecewaan Sebagian Atlet, Begini Respon Yayuk Basuki


Adanya kecemburuan tersebut menjadikan sejumlah atlet SEA Games 2023 memutuskan untuk tidak melanjutkan pawai kirab tersebut. Salah satunya dirasakan oleh atlet perenang senior I Gede Siman Sudartawa, ia bercerita saat pawai kirab akan dilaksanakan, ia bersama dengan atlet lain telah lebih dulu sampai di gedung Kemenpora pada pukul 08.00 WIB, namun mereka diminta untuk menunggu atlet Cabor sepakbola yang terlambat datang hingga lebih dari 30 menit, akhirnya Siman pun memutuskan untuk meninggalkan acara yang masih berlangsung untuk pulang lebih dulu. Kecemburuan lainnya, Siman menjelaskan saat Timnas U-22 yang memimpin rombongan pawai dengan bus double decker, sedangkan atlet lainnya tergabung di bud karnaval yang disediakan Kemenpora.


Baca Juga: GKR Hayu Lirik Optimalisasi Ruang Digital dalam Talkshow Karang Taruna dan Kementrian Kominfo


“Sebenarnya balik lagi, kalau misalnya semua memang disediakan untuk bus double decker gitu yan harus semua dong, harus sama karena kan kita sama-sama berjuang, tidak ada yang campur, oh ini berjuang ini engga berjuang gitu, kita sama-sama berjuang untuk meraih medali kan di SEA Games, artinya kita diperlakukan sama. Oke memang bila bisa dibilang setelah 32 tahun akhirnya meraih medali emas itu suatu prestasi yang keren banget bisa meaih emas, lagi, tapi ada Cabor seperti basket putri yang pertama kali meraih emas, itu juga hebat dong, kenapa diperlakukannya seperti berbeda seperti itu, artinya misalnya bus double deecker, yang semua kita pakai bus double decker, sama karena berjuang bersama, kita sama-sama meraih medali, harusnya sama, gitu.” Jelas I Gede Siman Sudartawa., dikutip dari akun youtube @METRO TV, Sabtu (20/5).