Sikapi Kasus Pembunuhan Remaja 11 Tahun, Ini Curhat Kombespol Budhi Haryanto sang Kapolres Makasar di Podcast Deddy Corbuzier
Foto: Kombespol Budhi Haryanto, sumber gambar tangkaan layar youtube @Deddy Corbuzier
Foto: Kombespol Budhi Haryanto, (Sumber : Tangkapan layar youtube @Deddy Corbuzier)


MAKASAR, Jogjacorner.id- Kombespol Budhi Haryanto, Kapolres Makasar, mengungkapkan pentingnya peran serta lingkungan, mengenai kasus pembunuhan yang menewaskan seorang remaja berusia 11 tahun di makasar. Kasus pembunuhan ini diketahui dilakukan oleh seorang remaja berusia 18 tahun dan 14 tahun.  Berikut curhatannya ke Deddy Corbuzier.


Melansir dari akun youtube @Deddy Cobuzier (20/1), Kapolres Makasar Kombespol Budhi Haryano, mengungkapkan bahwa pembunuhan anak 11 tahun oleh dua orang remaja berusia 18 tahun dan 14 tahun merupakan pembunuhan berencana, sebab sudah direncanakan selama satu tahun. “Jadi memang ada peristiwa pembuhunan yang direncanakan, kenapa saya bilang direncanakan, niat dari pada pelaku ini sudah satu tahun yang lallu.” Tuturnya dalam video podcast bersama Deddy Cobuzier. 


Kapolres Makasar juga mengungkapkan kronologi dari pembunuhan ini, dimana pelaku mengajak korban untuk berpura-pura membersihkan rumahnya , dengan iming-iming dikasih uang Rp. 50.000, Kombespol Budhi Haryanto mengungkapkan bahwa korban dibuat terlena oleh pelaku dengan memberikannya laptop dan headset, dan saat korban asik bermain laptop pada saat itulah di eksekusi. Budhi Haryanto juga mengungkapkan bahwa pelaku mencekik dan membuat korban tidak dapat bernafas hingga meregang nyawa. Kronologi ini ia ungkapkan dalam podcast Deddy Corbuzier.


Diketahui bahwa, tujuan kedua remaja tersebut membunuh remaja lainnya adalah ingin mendapatkan uang dengan menjual organ tubuh manusia. Namun karena tidak tahu caranya, kemudian kedua remaja tersebut akhirnya membuang korban. 


Kombes Budhi Haryanto juga mengungkapkan bahwa aspek sosiologis, dapat memengaruhi tindakan anak, aspek sosiologis ini meliputi hubungan pelaku dengan lingkungan baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pergaulan di masyarakat, dan dunia maya. Lebih lengkap Kombes Budhi Haryano, mengungkapkan bahwa kesehariannya, pelaku mendapat tekanan dari orang tua, “pada posisi anak tertekan oleh lingkungan sosial, khususnya lingkungan keluarga, ini anak muncul dendam pengen membuktikan kepada orangtuanya bahwa dia bisa mencari uang, dia bisa kaya, sehingga dia muncul ide, pelaku ini untuk berusaha mencari uang. Ditambah lagi faktor sosial dia dengan dunia maya.” Jelasnya. Kombespol Budhi Haryanto juga mengungkapkan bawa pelaku memang rajin dalam mengakses internet, termasuk bagaimana cara mencari uang. “pada dasarnya, anak ini memang rajin, dia, mengakses internet itu rajin dia mencari tahu bagimana cara mencari uang, ternyata dia melihat situs perdagangan organ.” Ungkapnya.


Budhi Hatyanto juga mengungkapkan bahwa Aspek Sosiologis ini kemudian mempengaruhi Aspek Psikologi anak, dimana anak akan kehilangan rasa perikemanusiaan, hingga melakukan hal-hal diluar nalar untuk mewujudkan keinginannya. “Aspek Psikologis ini karena tekanan Sosiologisnya, dia bisa berubah, sifanya bisa berubah, dia bisa berubah untuk tidak mengenal rasa perikemanusiaan, dan dia bisa melakukan hal-hal diluar nalar untuk mewujudkan keinginannya.” Jelasnya. 


Tidak hanya kedua aspek tersebut, kasus pembunuhan ini juga disebabkan oleh Aspek Yuridus, di mana pelaku tidak mengetahui seberapa beratnya hukuman ketika membunuh. “Bukan tidak melanggar hukum, tapi dia belum bisa mengkontruksi / mengkalkulasi berapa beratnya hukuman ketika membuhuh.” Jelasnya.