Tak Selalu Terkait Kejahatan, Ini 4 Motif Hacker Melakukan Peretasan
Ilustrasi Hacker
Motif hacker melakukan peretasan (Sumber : Ilustrasi Pixbay)

JOGJACORNER.ID-Di saat marknya kasus peretasan, seorang hacker selalu dianggap menjadi penjahat, padahal belum tentu hacker melakukan hal-hal yang merugikan. Ada beberapa hacker yang melakukan tugasnya untuk membantu memperbaiki dan memperkuat keamanan situs yang lemah.


Para hacker tentunya belajar terlebih dahulu sebelum memulai aksinya. Alasan untuk menjadi hacker pun berbeda-beda.


Dikutip dari akun Instagram @dewaweb, Senin (24/10/2022), berikut adalah alasan seseorang memilih untuk menjadi hacker.


1. Iseng
Bukan iseng-iseng berhadiah layaknya giveaway, tapi iseng-iseng merugikan orang lain. Tidak sedikit orang yang menjadi hacker karena "iseng", misalnya untuk isengin orang lain atau sekadar ingin terlihat keren. Hal tersebut tidak diperkenankan untuk ditiru.


2. Merusak Sistem
Biasanya, hacker seperti ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Black Hat dan White Hat. Black Hat biasanya merusak sistem kemudian mencuri info penting untuk kegiatan kriminal (mencari keuntungan sendiri). Nah, kalau White Hat hackers mencoba merusak sistem untuk mencari kelemahan dan memperbaikinya.


3. Mau jadi Spesialis Keamanan Cyber
Hacker tidak selalu identik dengan tindak kejahatan cyber. Ada beberapa perusahaan yang bahkan merekrut seorang hacker untuk meningkatkan perlindungan data atau sistem mereka, misalnya kayak White Hat hacker. Biasanya, White Hat hacker adalah programmer, developer, atau orang yang jago di bidang IT.


4. Ajang Membalas Dendam
Ini alasan paling berbahaya. Seseorang yang merasa terganggu bisa saja mempelajari hacking demi membalaskan dendamnya. Jika terjadi, yang terkena dampak bisa dalam jumlah banyak. Contohnya adalah peretasan balas dendam yang dilakukan YogyaFree Community ke Kaskus akibat miskom pada 2008 atau kasus #OPISRAEL yang terjadi di 2014 lalu.*