Ibu Muda Cabuli 17 Anak di Jambi, dr Boyke Sebut Kelainan Seksual dan Ungkap Penyebabnya
Boyke
Dokter Boyke mengungkapkan bahwa pelaku kekerasan seksual terhadap 17 anak-anak di Jambi menderita kelainan seksual pedofilia. (Sumber : Instagram @drboykediannugraha)

JOGJA-Ibu muda asal Jambi telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pelecehan seksual terhadap 17 anak di bawah umur. Diketahui, ia merupakan seorang pemilik rental PlayStation di kota Jambi. Menurut informasi yang beredar, pelaku diketahui sering menutup rental PS tersebut dan diduga melakukan pelecehan seksual kepada anak-anak.


Sebanyak 17 anak yang mendapat pelecehan terdiri dari 11 laki-laki dan 6 perempuan. Perbuatan pelecehan yang dilakukan juga bermacam-macam, tidak hanya satu perbuatan saja. Hal tersebut membuat korban trauma dan mendapat perawatan untuk memulihkan psikisnya. Setelah adanya laporan dari para orang tua korban, polisi berencana melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap pelaku karena diduga ada tindakan menyimpang darinya.
Dilansir dari akun YouTube @Tribun Timur pada Sabtu (11/2/2023), menurut dokter spesialis kandungan sekaligus seks, dokter Boyke, dia menduga pelaku pencabulan 17 anak di Jambi itu diduga mengidap kelainan seksual pedofil. Pedofilia merupakan kelainan pada orang dewasa atau berusia remaja dewasa yang memiliki keinginan seksual terhadap anak berusia di bawah umur.


Boyke menyebut trauma atau pengalaman buruk di masa lalu bisa menyebabkan seseorang baik perempuan atau laki-laki mengalami gangguan pedofilia. Ia juga menjelaskan sulit untuk mengetahui gejala seseorang yang diduga mengidap kelainan seks pelaku pedofilia karena tidak ada gejala yang diperlihatkan.


Oleh karena itu, dia menganjurkan agar orang tua memberikan pendidikan seksual kepada anak-anak terutama mereka yang berusia di bawah umur. Hal ini dilakukan untuk mencegah anak tidak mengetahui batasan seksual serta mencegah menjadi korban pedofilia.

Baca Juga: Kronologi Pembunuhan Wanita di Pandeglang: Pelaku Emosi Gagal Balikan dengan Korban

Sementara itu, psikolog sekaligus dosen Fakultas Psikologi Universitas Aisiyah Yogyakarta, Ratna Yunita, juga menduga ada kondisi tidak normal dalam diri ibu yang menjadi pelaku pelecehan 17 anak di Jambi.
Hal ini terutama karena perbuatannya dilakukan berulang-ulang dan pelaku sama sekali tidak terganggu atas perbuatannya. Kondisi tersebut dilakukan pelaku diduga ada pengaruh kesalahan asuh di masa kecil. Ratna menilai tidak adanya figur Ayah membuat pelaku memiliki perasaan ingin mendominasi orang lain.


Hal ini terlihat dari ia mampu memerintahkan 17 korban agar mau melakukan tindakan tidak terpuji. Ratna juga menduga ada hubungan tidak sehat antara pelaku dan suaminya. Kemungkinan setelah menikah pelaku kurang diperhatikan suami hingga akhirnya perilaku menyimpang menjadi cara agar mendapatkan perhatian dari orang di sekitarnya.*