Media Sosial BEM UI Diklaim Diretas, Simak 7 Kasus Peretasan Akun Medsos yang Pernah Terjadi di Indonesia
diretas
Ilustrasi peretasan akun Twitter BEM UI (Sumber : Ilustrasi Pixbay)


JOGJA-Akun Twitter Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) diretas usai mengunggah kritikan pada Minggu (21/5/2023). BEM UI diketahui mengunggah pernyataan tentang “Jokowi Milik Parpol, Bukan Milik Rakyat” dan menyebut bahwa Jokowi secara terang-terangan menunjukkan keberpihakannya kepada salah satu calon presiden (capres).

Peretasan akun ini disampaikan oleh Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang melalui akun Instagram pribadinya.

“Setelah beberapa kali kritis dan tajam, Twitter resmi @bemui_official hari ini diretas oleh oknum tak dikenal,” tulisnya. Ia menilai bahwa peretasan tersebut menjadi bukti dari kemunduran era Reformasi yang ada di Indonesia karena membatasi kebebasan berpendapat.

Peretasan tidak hanya terjadi sekali ini saja.  Sebelumnya, ada banyak kasus peretasan akun media sosial. Kasus apa saja? Dilansir dari berbagai sumber pada Selasa (23/5/2023), berikut beberapa kasus peretasan yang dialami para aktivis atau organisasi.

1. Bivitri Susanti
 Bivitri Susanti, pakar hukum dan dosen Sekolah Tinggi Hukum Jentera (STH) Indonesia, adalah satu dari sekian banyak aktivis yang mengalami serangan siber. Akun media sosial Bivitri diretas pada malam menjelang demonstrasi mahasiswa dan buruh.

Saat diretas, akun Instagram Bivitri membuat unggahan yang menuding PKS dan Partai Demokrat memimpin atau menjadi dalang unjuk rasa. Selain Instagram, WhatsApp pribadi Bivitri juga menjadi korban. Menanggapi hal tersebut, Bivitri menyebut peretasan yang dialaminya merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Dia juga meminta pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap doxing dan hacking di Indonesia.
 
2. Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI)
 Sejumlah mahasiswa dan peserta unjuk rasa Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) mengaku mengalami peretasan jelang unjuk rasa. Juru bicara Blok Politik Pelajar (BPP) Delpedro Marhaen mengatakan, total 11 anggota AMI akun WhatsApp-nya diretas. Peretasan berlangsung empat hari dan bukan pertama kalinya. Sebelum aksi digelar, sebanyak enam anggota AMI, termasuk Ketua BEM Universitas Indonesia (UI), Bayu Satria, mengalami peretasan.
 
3. Lampung Memanggil  
 Akun Instagram Lampung Memanggil yang dikelola beberapa organisasi sipil dilaporkan diretas setelah mengirimkan ultimatum kepada pemerintah untuk menstabilkan harga pangan dan BBM dalam waktu tiga hari. Dalam keterangan tertulisnya, mereka mengatakan sabotase itu diketahui menjelang program konsolidasi yang akan diikuti sejumlah organisasi masyarakat sipil di Lampung.
 
4. Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII)
 Akun WhatsApp Ketua PB PMII, Muhammad Abdullah Syukri juga diretas. PB PMII menduga penyerangan tersebut terkait dengan aktivitas gerakan mahasiswa yang beberapa waktu terakhir mengkritisi berbagai isu. Sehubungan dengan peretasan tersebut, akun WhatsApp Abdullahi dikloning dan digunakan untuk menghubungi berbagai pihak yang mengatasnamakan dirinya.
 Baca Juga: Sebelum Argentina, Timnas Indonesia Ternyata Pernah Melawan Tim Sepak Bola Raksasa Dunia, Ini Daftarnya

5. Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI)
 Koordinator Pusat BEM SI, Kaharuddin HSN DM juga mengaku sempat diretas media sosial sebelum melakukan aksi unjuk rasa. Akun media sosial Kaharuddin diretas termasuk akun Instagram dan WhatsApp pribadinya. Akibat peretasan itu, Kaharuddin mengaku kesulitan menghubungi mahasiswa lain yang ingin mengikuti kegiatan unjuk rasa dan wartawan yang diajaknya untuk bertukar informasi.
 
6. Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
 Sejumlah media sosial Ketua Umum AJI, Sasmito Madrim sempat mengalami dugaan peretasan. Akun media sosial Sasmito mengunggah konten syur untuk mendukung postingan seputar proyek pembangunan Bendungan Beneri di Desa Wadasi, Purworejo. AJI mengecam serangan siber yang diterima Sasmito karena dianggap sebagai serangan terhadap kebebasan pers dan teror terhadap aktivis.
 
7. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI)
 Beberapa akun WhatsApp dan akun media sosial anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) juga sempat beberapa kali diduga diretas. Peretasan itu terjadi setelah BEM UI mengkritik Presiden Joko Widodo sebagai "The King of Lip Service". Serangan siber tersebut menyasar Wakil Ketua BEM UI, Kepala Biro Hubungan Masyarakat BEM UI, Koordinator Bidang Sosial Lingkungan BEM UI, hingga Kepala Departemen Aksi dan Propaganda BEM UI.*