Tanggapan Kemenpora Terkait Kecemburuan Atlet di Pawai Kirab 87 Juara Kontingen SEA Games
Tanggapan Kemenpora Terkait Kecemburuan Atlet di Pawai Kirab 87 Juara Kontingen SEA Games. Sumber gambar: instagram @ditoariotedjo
Tanggapan Kemenpora Terkait Kecemburuan Atlet di Pawai Kirab 87 Juara Kontingen SEA Games. (Sumber : Sumber gambar: instagram @ditoariotedjo)

JOGJA, Jogjacorner.id- Menanggapi adanya kecemburuan antar atlet SEA Games yang diungkapkan oleh atlet perenang senior I Gede Siman Sudartawa, atas Pawai Kirab 87 Juara Kontingen SEA Games, pada Jumat 19 Mei, kemarin, Kemenpora, Dito Ariotedjo mengatakan bahwa menurutnya apa yang dilakukan kemarin sudah bagus dan dipersiapkan dengan baik. Ia juga mengaku bahwa sempat menunggu atlet sepakbola datang untuk memulai kirab. 

“Menurut saya, semua udah bagus sebenarnya di awal kita sudah perisapkan di halaman kemenpora sangat fun dan sanagat seru.” Ujar Dito Ariotedjo, dikutip dari akun youtube @Was Was, Sabtu (20/5).


Mengetahui adanya kecemburuan antar atlet seperti yang disampaikan oleh I Gede Siman Sudartawa, Kemenpora, Dito Ariotedjo mengatakan bahwa pihaknya tidak berniat seperti itu.


Menurutnya acara ini bertujuan untuk mengapresiasi semua altet SEA Games, sebab kegiatan seperti ini baru pertama kalinya dilaksanakan dengan pawai di Jakarta. Menurutnya apresiasi seperti ini sangat diperlukan meskipun hanya di tingkat SEA Games, sebab banyak target-target yang sudah lama tidak terlampaui, misalnya dari jumlah medali emas, yang merupakan perolehan emas terbanyak selama 20 tahun, serta menjadi juara umum di 7 Cabor dan beberapa Cabor yang mencetak sejarah, seperti basket putri yang mendapat medali emas setelah 64 tahun, sepakbola yang kembali mendapat ema setelah 32 tahun, dan Hoki Putra yang baru sekali seumur hidup mendapat emas. Meskipun SEA Games hanya tingkat Asia Tenggara, namun pencapaian-pencapaian ini patut di acungi jempol dan di apresiasi. 


Baca Juga: Pawai kirab 87 juara kontingen SEA Games 2023, tuai kecemburuan antar atlet SEA Games


“Ternyata ada kekecewaan dari atlet renang, tapi ini tidak juga kita berniat seperti itu, karena justru kita hari ini mencoba mengapresiapsi secara baru pertama kalinya atlet SEA Games ini kita apresiasi untuk pawai di Jakarta ini karena, banyak juga yang bertaya ini kan hanya SEA Games. Banyak sekali target-target yang sudah lama tidak terlampaui contohnya, dari jumlah medali emas ini adalah perolehan emas terbanyak, selama 20 tahun, dan kita juga lihat juara umum Cabor pun kita adda 7 dan 4 atau 5 kita mencetak sejarah, contohnya basket putri setelah 64 tahun mendapatkan medali emas, bola sebenarnya 32 tahun, dan Hoki Putra baru sekali seumur hidup data emas, Kriket apa lagi, Kriket juga kita baru sekali dan juga atletik di nomor 4 x 100 meter juga setelah 12 tahun baru ddapat emas lagi, jadi memang dari segi even kemarin SEA Games terkesan hanyak sebatas Asie Tenggara tapi ini adalah pencapaian-penapaian kita yang patut kita like acungkan jempol dan apresiasi.” Lanjutnya.


Lebih lanjut, Dito Ariotedjo, juga menjelaskan antusiasme masyarkat dengan bola yang tinggi, ini dapat dijadikan umtuk mempromosikan bahwa Cabor-cabor lainnya juga berprestasi. Namun atas terjadinya kecemburuan tersebut, Menpora meminta maaf dan berharap hal ini menjadi budaya baru.


Baca Juga: Soal Pawai SEA GAMES yang Berujung Kekecewaan Sebagian Atlet, Begini Respon Yayuk Basuki


“Ya memang tadi karena antusias masyarakat dengan bola tinggi dan ini tidak bisa kita pungkiri, justru ini kita ingin memulai budaya baru. Nai ini adalah budaya pertama di mana kita bisa dibilang yang memang kita emnunggangi antusias masyarakat kepada bola yang menang dengan mempromosikan juga bahwa cabor-cabor lain, ini kita juga berprestasi, nah memang pasti ada uang tidak nyaman dan kita sangat mohon maaf dan semoga ini menjadi budaya baru, yang nantinya juga cabor-cabor lain itu juga bisa mengikuti apa yang tadi PSSI lakukan, jadi hari ini acaranya memang Kemenpora host sebagai pelepasannya, dan PSSI kontribusi di satu titik waktu di GBK.” Jelasnya.