Ternyata Ini Rahasia Lantai di Masjidil Haram Tetap Sejuk Meski Cuaca Arab Saudi Panas
masjidil haram
Rahasia Lantai di Masjidil Haram Tetap Sejuk Meski Cuaca Panas. (Sumber : Ilustrasi Pixbay)

JOGJA-Beberapa waktu lagi, akan memasuki Idul Adha atau bulan haji. Umat muslim telah berbondong-bondong untuk bertolak ke Baitullah, di Makkah.  

Ka'bah, yang menjadi tujuan utama untuk melakukan ibadah haji, memang terletak di kota Makkah. Setiap tahun, para jamaah haji dari berbagai negara akan hadir di kota ini untuk melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji, di kota tersebut. Makkah merupakan Kota kelahiran Nabi Muhammad, SAW, dan merupkan kota tertua, selain itu, Arab juga dikenal dengan gurun pasir serta cuaca yang panas.

Bahkan tak jarang suhu panas di Arab dapat mencapai ±50 derajat Celcius, begitu juga Makkah. Umumnya lantai bila terkena suhu panas juga ikut menanas. Namun, tidak dengan lantai di Masjidil Haram, lantai di Masijid Haram ini tetap dingin dan sejuk, meskipun cuaca sedang panas terik.

Hal ini disebabkan oleh penggunaan marmer khusus, yaitu marmer putih yang berasal dari Pulau Thasos, yang tetletak di sebelah Utara Yunani yang memiliki luas wilayah 380 km². Karena berasal dari Thasos, marmer ini kemudian disebut sebagai marmer Thasos. Marmer Thasos juga telah digunakan secara luas oleh orang-orang Romawi selama berabad-abad. Karena hal ini lah marmer putih Thomas mulai terkenal  sebagai marmaer yang dapat meredam panas yang memantul ke lantai serta memberi kesejukan. Bentuk bebatuan ini sangat Istimewa dengan warna putih kristal, khas batuan alam. Pada malam hari batu ini akan menyerap kelembaban, dan mempertahankan kesejukan pada siang hari.

Baca Juga: Ekspor Pasir Laut Mengancam Kerusakan Lingkungan, Susi Pudjiastuti: Semoga Keputusan Ini Dibatalkan

Marmer Putih Thasos yang digunakan pada lantai Masjidil Haram ini, di impor dari Yunani dalam bentuk bongkahan batu, kemudian diolah dan dibentuk secara khusus di Arab, dengan menggunakan teknologi canggih serta pengawasan ahli, sehingga menghasilkan marmer dengan kualitas tinggi. Lantai marmer kemudian dipotong persegi panjang dengan ketebalan 5 cm. Tingkat ketebalan ini, mempengaruhi kesejukan lantai Masjidil Haram. Pemasangan lantai marmer ini pun juga dikerjakan oleh tenaga ahli, yang sudah berpengalaman. Karena kualitasnya yang sangat bagus, harga marmer ini tidak main-main sekiyat 200 dolar AS per meter persegi.

Penggunaan marmer putih dari Pulau Thasos ini juga dijelaskan oleh Reasahalharamain, yaitu lembaga yang mengurus Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Penggunaan marmer pada lantai Masjidil Haram ini, merupakan arsitektur yang tidak sembarangan dipilih, melainkan demi kenyamanan umat Islam yang sedang melaksanakan tawaf di siang hari, agar tidak merasa kepanasan. Itulah mengapa para jamaah haji, tidak merasa kepanasan, atau berjinjit saat melakukan tafaw di siang hari. Kenyamanan ini dapat meningkatkan konsentrasi serta ke khusyukan saat melakukan rangkaian ibadah haji, terutama saat tawaf.*