5 Adab Berbuka Puasa, Salah Satunya Dianjurkan Makan Kurma Jumlah Ganjil
Buka puasa
Ilustrasi adab berbuka puasa. (Sumber : Dokumentasi freepik)


JOGJA-Puasa Ramadhan sudah di depan mata. Pada bulan tersebut, semua umat muslim wajib menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Selain itu, disunnahkan untuk melakukan amalan-amalan lainnya untuk menambah pahala kebaikan. Perilaku sehari-hari pun diusahakan untuk dijaga dan berperilaku baik karena bulan Ramadhan merupakan bulan yang suci.

Ketika berpuasa, tentunya kita akan melaksanakan sahur dan berbuka puasa ketika magrib tiba. Azan magrib menjadi hal yang paling ditunggu-tunggu selama bulan Ramadhan. Setelah sekitar 14 jam berpuasa, pastinya sudah tidak sabar untuk menghilangkan dahaga dan lapar yang melanda. Tak jarang sebagian orang tidak mempedulikan sunnah atau adab berpuasa yang dianjurkan.

Padahal, ketika berbuka puasa ada adab-adab yang sunnah dilakukan agar tidak serakah dan tetap ingat diri ketika mulai berbuka. Apa saja itu? Dikutip dari akun Instagram @ahbabuzzahraa pada Jumat (17/3/2023), berikut adab-adab berbuka puasa.

Baca Juga: Subsidi Mobil Listrik Segera Berlaku, Simak Perbandingan Harga Mobil Subsidi di Berbagai Negara

1. Segerakanlah berbuka ketika mendengar azan magrib.
2. Awali buka puasa dengan membaca basmalah.
3. Dahulukan memakan kurma dengan jumlah ganjil (3,5,7).
4. Kemudian minum air.
5. Membaca doa puasa yang diajarkan Nabi Muhammad saw.

"Dzahabadzoma’u wabtalatil ‘uruqu wa-tsabatal ajru insyaAllah”
Artinya: “Hilanglah dahaga, basahlah tenggorokan-tenggorokan, dan telah ada pahala, insyaAllah”.

Doa berbuka puasa

"(Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika afthartu) dianjurkan menambahkan lafal, wa bika âmantu, wa bika wa ‘alaika tawakkaltu. Dzahabaz zhama’u, wabtallatil ‘urûqu, wa tsabatal ajru, insyâ Allah. Yâ wâsi‘al fadhli, ighfir lî. Alhamdulillâhil ladzî hadânî fa shumtu, wa razaqanî fa afthartu,” (Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Bujairimi alal Khatib, [Beirut, Darul Fikr: 2006 M/1426-1427 H], juz II, halaman 385).
 
Artinya, “Tuhanku, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Sebab dan kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah. Dan insya Allah pahala sudah tetap. Wahai Zat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya.”*