Psikolog Ungkap Maraknya Aksi Bunuh Diri: Depresi Punya Dampak Besar
bunuh diri
Psikolog mengungkapkan bahwa depresi memiliki dampak yang besar dalam kehidupan, salah satunya adalah memunculkan ide percobaan bunuh diri (Sumber : Ilustrasi Pixbay)



JOGJA-
Belakangan ini ramai pemberitaan mengenai kasus bunuh diri yang dilakukan sejumlah orang. Aksi ini tidak terbatas usia, baik muda maupun tua terlibat dalam perbuatan yang tidak dibenarkan ini. Bahkan, anak SD menjadi salah satunya. Kasus terbaru, seorang remaja pria berusia 18 tahun nekat terjun dari jembatan Suhat, Malang, pada Jumat (26/5) sore.

Relawan dan polisi yang mendapat laporan langsung melakukan pencarian korban dan ditemukan sejauh 500 meter dari titik lompat ke sungai. Korban kemudian dibawa ke rumah sakit untuk diidentifikasi. Hasil identifikasi diketahui TJS adalah seorang pelajar atau mahasiswa asal Kabupaten Malang. Diketahui korban sebelumnya juga sempat melakukan percobaan bunuh diri di tempat yang sama pada Agustus 2022.

Saat itu, aksi nekat TJS digagalkan oleh warga dan polisi yang sedang berjaga karena melihat gelagatnya yang dinilai kurang wajar. Pasalnya, saat itu korban sudah berada di atas pagar jembatan dan sebelumnya terlihat gelisah dengan mondar-mandir di atas jembatan.

Setelah adanya aksi bunuh diri remaja di jembatan Suhat, sehari setelahnya beredar video di media sosial yang memperlihatkan percobaan bunuh diri seorang perempuan di jembatan yang sama. Perempuan tersebut terlihat sudah duduk di atas jembatan, tetapi dapat dicegah oleh warga sekitar. Setelah ditarik perempuan tersebut terlihat pucat dan lemas.

Banyaknya aksi dan percobaan bunuh diri ini membuat publik merasa terkejut dan memberikan pesan karena bunuh diri bukan menjadi jalan pintas. Banyak dari mereka yang iba mengenai penyebab atau masalah yang menimpa korban sehingga membuatnya berpikir pendek. Selain itu, seorang psikolog juga mengungkapkan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan rasa ingin bunuh diri.

"Jadi kita lihat bahwa yang namanya bunuh diri itu banyak faktor penyebabnya. Ada faktor psikososial tapi ada juga faktor kesehatan mental terkait dengan kesehatan mental," kata seorang psikolog, Ajeng Raviando, yang dikutip dari akun YouTube @tvOneNews pada Senin (29/5/2023).

Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa depresi menjadi faktor keempat gangguan kesehatan mental dunia dan menjadi gangguan kesehatan utama menurut WHO. Ia menambahkan jika penyebab depresi tidak hanya dari masalah psikososial, tetapi juga masalah genetik. Depresi juga mampu memunculkan ide-ide untuk bunuh diri.

"Ini sebetulnya dari WHO sudah menyatakan bahwa depresi menjadi faktor keempat gangguan kesehatan mental dunia. Jadi depresi menyebabkan ada hampir 1 juta orang setiap tahun di dunia melakukan bunuh diri," tambahnya.

Baca Juga: Ayu Ting-Ting Gelar Bazar Baju Bekas, Langsung Diserbu Warga

"Namanya depresi itu penyebabnya tidak hanya masalah psikososial, tapi juga masalah genetiknya juga banyak. Jadi ada gangguan neurobiologis neurokimiawinya gitu," jelasnya.

"Ketika seseorang mengalami depresi itu biasanya akan muncul ide-ide untuk melakukan bunuh diri. Berdasarkan penelitian, 50% orang yang mengalami depresi itu akan muncul ide-ide untuk bunuh dirinya. Mungkin yang awalnya sekedar ide, nanti akan berlanjut menjadi rencana untuk melakukan bunuh diri," ungkapnya.

Ajeng juga menjelaskan bahwa masih ada pertimbangan dalam diri seseorang ketika akan melakukan bunuh diri.

"Jadi ada ini pertimbangan-pertimbangan dalam diri sendiri. Tentunya kalau masih ide akan ada pertimbangannya. Ketika sampai pada rencana dan pada akhirnya tindakan untuk melakukan bunuh diri itu sudah terkalahkan dengan pemikiran-pemikiran yang negatif terkait dengan kehidupannya," pungkasnya.*