JAKARTA-Terlihatnya hilal menjadi penentu awal Ramadhan. Hilal ialah bulan sabit tertipis yang berkedudukan rendah di atas langit barat, dan dapat dilihat setelah tebenamnya matahari. Untuk menentukan 1 Ramadhan, pemerintah melalui sidang isbat yang dipimpin oleh Kementerian Agama (Kemenag) akan mempertimbangkan pendekatan isab dan rukyatul hilal. Pendekatan hisab adalah cara memperkirakan posisi bulan dan matahari terhadap bumi dengan proses perhitungan astronomis. Sedangkan pendekatan rukyat merupakan aktivitas pengamatan visibilitas hilal atau bulan sabit saat matahari terbenam menjelang awal bulang di Kalender Hijriah.

Dalam kalender Hijriah, awal Ramadhan ditetapkan pada tanggal 23-24 Maret 2023. Namun untuk lebih mengakuratkan hal tersebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, BMKG, melakukan pemantauan hilal. Melansir dari akun youtube @METRO TV, Senin (20/3), Kepala Koordinator Bidang Tanda Waktu BMKG, Himawan Widianto mengatakan pihaknya akan melakukan pemantauan hilal pada Rabu Sore mendatang. Dalam proses pengamatan hilal tersebut akan melibatkan 29 tim pemantau Hilal yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Sabang hingga Merauke.

Pihak BMKG jug atelah memprediksi potensi Hilal akan terlihat tinggi sekitar 6,7 hingga 8,3 derajad atau sudah melampaui batas penentuan awal  Bulan Ramadhan, di mana tinggi Hilal minimal 3 derajad dan elogasinya 6,4 derajad.

Baca Juga: Heboh Kasus Calo Rekruitmen Bintara, 5 Polisi Polda Jateng Resmi Dipecat

Hilman juga mengimbau kepada masyarakat untuk menunggu hasil sidang isbat, untuk penentuan awal Ramadhan yang dalam kalender Hijriah ditetapkan pada tanggal 23-24 Maret 2023.

“Jadi kepada masyarakat mohon bisa mengunggu hasil dari sidang isbat yang akan dilaksanakan untuk Ramadhan nanti tanggal 22 ya, jadi menunggu sidang isbat, hasilnya seperti apa. Tapi dari data yang ada insyaallah sih semua akan bersamaan, jadi untuk puasa Ramadhannya tanggal 23 Maret 2024, tetapi tetap menunggu keputusan," tandasnya.*

Penulis : Indah Yulia

Tag